Fenomena El Nino

Hadapi El Nino, Petani Organik Andalkan Sumur Resapan-Jaringan Irigasi

Petani organik di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengandalkan sumur resapan dan jaringan irigasi dalam menghadapi fenomena El Nino.

Featured-Image
Petani sayuran di Tabanan Bali melakukan pemeliharaan setelah memupuk dengan pupuk organik, Selasa (11/4). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Petani organik di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengandalkan sumur resapan dan jaringan irigasi dalam menghadapi fenomena El Nino yang berdampak musim kemarau menjadi lebih panjang.

“Kami sudah menyiapkan jauh-jauh sebelumnya tentang sumur resapan sehingga lahan-lahan di sekitar sumber air bisa tercukupi untuk kebutuhan tanam padi," kata Musthofa selaku Ketua Kelompok Tani Al Barokah di Semarang, Rabu (24/5).

Ia menjelaskan Kelompok Tani Al Barokah merupakan kelompok petani yang sudah puluhan tahun konsisten memproduksi pangan organik. Beragam bantuan serta penyuluhan dari pemerintah memang sering dilakukan sehingga kesiapan Kelompok Tani Al Barokah menghadapi bencana menjadi lebih baik.

“Petani sudah siap untuk keadaan itu, kami informasikan untuk menyiapkan benih yang bisa ditanam lebih cepat,” ujarnya.

Baca Juga: Gerakan 'Serbu El Nino' Dinas TPH Kalbar, Aksi Mitigasi Kekeringan

Pada musim kemarau tahun ini, lanjut dia, petani di Kabupaten Semarang diminta untuk menanam benih padi yang berbeda serta jenis tanaman lain seperti kacang-kacangan.

"Kami terapkan tanam padi untuk umur usia pendek. Alternatif tanaman kacang-kacangan seperti kacang merah, kacang hijau, dan kedelai untuk masa tanam pertengahan tahun hingga akhir tahun,” katanya.

Musthofa mengakui jika musim kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan volume produksi di sektor pertanian menurun, namun untuk mengantisipasi sampai gagal panen, pihaknya mengandalkan sumur resapan yang sudah disiagakan.

"Agar tidak terlalu berkurang, kami sudah siapkan beberapa sumur resapan untuk menghasilkan air. Kearifan lokal selalu kita jaga karena air itu yang dinantikan-nantikan petani," ujarnya.

Baca Juga: Hadapi El Nino, Kementan Bentuk Gugus Tugas di Setiap Wilayah

Ia menambahkan pada tahun ini, petani juga diuntungkan dengan adanya bantuan pemerintah berupa jaringan irigasi tersier di Kabupaten Semarang yang mampu menjangkau lebih banyak lahan-lahan pertanian.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan fenomena El Nino akan menerjang Indonesia pada tahun ini yang berdampak musim kemarau menjadi berkepanjangan.

Puncak fenomena El Nino akan terjadi pada Agustus 2023 sehingga pemerintah melalui Kementerian Pertanian berupaya menyiapkan langkah mitigasi agar bencana kekeringan dapat meminimalisasi jumlah gagal panen di tingkat petani.

Beragam pelatihan dari penyuluh, serta program asuransi pertanian hingga pembangunan waduk atau embung dan juga perbaikan irigasi hingga kini terus dilakukan.

Editor
Komentar
Banner
Banner