Peralihan Cuaca

Alih Musim Penghujan Warga Jember Bikin Karhutla, BPBD: Jangan!

Sekitar pukul 20.00 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember kembali menerima kasus kebakaran lahan.

Featured-Image
Kebakaran lahan kawasan Perhutani Jember di Dusun Kebonsari, Desa Tembokrejo, Kecamatan Gumukmas, Jumat malam (22/12). Dok Damkar Jember

bakabar.com, JEMBER - Sekitar pukul 20.00 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember kembali menerima kasus kebakaran lahan. Lokasinya di lahan di kawasan Perhutani Jember di Dusun Kebonsari, Desa Tembokrejo, Kecamatan Gumukmas.

Petugas dari Pos Komando Ambulu berangkat ke lokasi untuk proses pemadaman. Petugas baru selesai melakukan pemadaman terhadap objek yang terbakar sekitar pukul 22.00 WIB.

"Belum diketahui penyebabnya apa, tapi kami masih terus melakukan asesmen. Itu di lahan, bukan hutan. Tidak ada korban jiwa atau hewan ternak yang mati," kata Kepala Dinas BPBD Jember Widodo Julianto kepada bakabar.com, Sabtu (23/12).

Baca Juga: Modali Perusahaan Biang Karhutla, Bank Mandiri-BRI Bungkam!

Sementara itu, Widodo mengimbau kepada masyarakat agar tidak membuka lahan baru dengan cara membakar.

Widodo mengatakan, memasuki musim penghujan, masyarakat biasanya banyak yang bersiap diri untuk membuka lahan untuk bercocok tanam.

"Karena kebanyakan menjelang musim penghujan sudah persiapan membuka lahan untuk bercocok tanam," jelasnya.

Saat ini, kata Widodo, Pemkab Jember telah menetapkan status siaga bencana menghadapi hidrometeorologi basah, sesuai instruksi dari Pemprov Jatim. Hujan beberapa kali sudah konsisten turun, namun kini cuaca panas kembali terjadi. Anomali ini diduga akibat dari dampak El-Nino.

Baca Juga: Proyek Food Estate Prabowo Dicap Penyebab Karhutla di Kalteng

Suhu panas hingga kekeringan bahkan masih banyak terjadi di kawasan Jember selatan. Sementara di kawasan Jember kota dan utara, hujan relatif lebih sering terjadi.

"Sudah jelang musim hujan, tapi suhu dan kekeringan masih ada terutama di selatan, utara lebih banyak hujan," ujarnya.

Widodo menyebut, berdasarkan hasil analisa sementara bersama BMKG, puncak musim hujan baru terjadi di bulan Januari atau Februari 2024. Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat tetap waspada dengan perubahan cuaca ekstrem dari penghujan ke panas dengan suhu hingga 33 derajat celcius.

"Jangan bakar sampah sembarangan dan tidak buka lahan dengan cara dibakar," jelasnya

Editor


Komentar
Banner
Banner