Ketujuh korban yang berhasil dievakuasi petugas itu sudah dilarikan ke rumah sakit melalui unit ambulans relawan.
Untuk satu korban yang masih tertimpa reruntuhan diketahui bernama Yunus. Ia warga RT 2 Desa Liang Anggang. Diduga masih terperangkap di dalam.
"Tim BPBD Tala dan relawan masih berusaha mencari. Namun belum ditemukan," kata Kepala Desa Liang Anggang, Sukirman kepada bakabar.com.
Tak mudah melakukan pencarian. Mengingat bangunan yang ambruk cukup besar, dan masih menyisakan sebagian yang hendak roboh. Petugas tidak berani mendekat. Khawatir gudang ambruk lagi.
"Pencarian menggunakan alat untuk sementara waktu juga tidak memungkinkan mengingat konstruksi bangunan pabrik yang dibangun tahun 2013 sudah sangat miring," katanya.
"Kalau dipaksakan akan membahayakan bagi semua," timpalnya lagi.
Sukirman bilang total karyawan di gudang karet Bati Bati ada 136 orang, sesuai data perusahaan. Namun untuk terperangkap yang terdata 8 orang.
Saat musibah gudang karet ambruk karyawan dalam kondisi sedang istirahat atau jam istirahat. Sukirman menduga musibah ambruknya gudang karet Bati Bati ini karena konstruksi tiang besi sudah termakan usia. Terlebih karet mengeluarkan gas sangat tajam.
"Ini baru dugaan saja," kata dia.
Sekadar tahu, gudang karet ini berdiri di atas tanah padat. Dengan pondasi kurang lebih 60 sentimeter. Kemudian ditopang besi-besi besar seperti menara.