bakabar.com, SAMARINDA – Aliansi Masyarakat Peduli Karst kembali menyerukan aksi turun ke jalan menentang rencana pembangunan pabrik semen di Gunung Karst, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Senin (8/4) hari ini.
Aksi kedua mereka helat setelah hampir sebulan lamanya usai aksi pertama di seputar Jalan Gajah Mada, Samarinda Kota tak mendapat respon Gubernur Kaltim Isran Noor.
“Rapatkan barisan perjuangan dalam aksi selamatkan ekosistem Karst Sangkulirang-Mangkalihat hari Senin 08 April 2019 pukul 08.00 di Kantor Gubernur Kaltim, intinya cabut izin pabrik semen,” ujar Humas Aliansi Masyarakat Peduli Karst Kaltim, Andi Muhammad Akbar dalam keterangan resminya, Minggu (7/4).
Sejak hadirnya UU Penanaman modal asing No 1/1967, menurutnya investor asing kerap kembali untuk menghancurkan sumber daya alam.
Pertama kali adalah freeport. Disusul korporasi tambang, minyak dan gas, perkebunan, dan kehutanan.
“Akibatnya ekonomi kita berlandaskan pada ekonomi berbasis pengerukan sumber daya alam (SDA),” ujarnya.
Akibat sistem ekonomi yang tak bersandar pada ekonomi terbarukan tersebut berpuluh-puluh tahun alam Indonesia, termasuk Kaltim dieksploitasi habis-habisan.
“Bukan kesejahteraan yang didapat. Tapi jelas di depan mata kita semua, kerusakan lingkungan, penggusuran lahan warga, kriminalisasi rakyat kecil, rakyat kehilangan mata pencahariaan,” ujarnya.
Di Benua Etam sendiri, menurutnya 73 persen daratan Kaltim telah dikapling oleh izin usaha pertambangan. Mulai dari batu bara, perkebunan, minyak dan gas, hutan tanaman industri hingga pabrik semen.
“Bukannya kesejaheraan yang didapat justru malapetaka. Udara tak layak, air tak layak, tanah tak layak hingga mencabut nyawa manusia akibat penghancuran secara masif sumber daya alam Kaltim,” tambahnya lagi.
Sebagai pengingat, aksi penolakan Pabrik Semen pertama berlangsung ricuh. Sejumlah mahasiswa maupun polisi sempat dilarikan ke rumah sakit.
Kala itu, ada ratusan mahasiswa turun ke jalan menentang rencana pembangunan pabrik semen di Gunung Karst Sangkulirang-Mangkalihat di Jalan Gajah Mada, Samarinda Kota, Senin 25 Maret.
Massa geram lantaran Gubernur Isran hanya menyerap aspirasi mereka dari balik jendela kegubernuran. Mantan bupati Kutim itu enggan menemui mahasiswa.
Baca Juga: Demo Pabrik Semen Ricuh, Polisi dan Mahasiswa Sama-Sama Dilarikan ke RS
Masuknya investasi pabrik semen dinilai bakal membawa kerusakan pada ekosistem hutan kapur karst.
Lebih dari itu, sumber air yang berasal dari gunung akan tertutup. Kekeringan abadi terhadap lereng dan lembah gunung akan terjadi. Pun demikian dengan mata pencaharian warga yang umumnya petani dan nelayan.
"Investasi ini tak sebanding dengan kerusakan alam dan hilangnya potensi pariwisata di Kutim dan Berau," Koordinator Aksi, Armen dalam orasinya dari mobil komando.
Aksi gabungan melibatkan mahasiswa dari berbagai kampus di Kaltim, Samarinda, Tenggarong, dan Balikpapan. Diperkirakan 300 orang hadir.
Baca Juga: Tenang, Stok Daging dan Telur di Kaltim Aman
Baca Juga: Gubernur Kaltim soal MBTK: "Investor Tak Perlu Pusing Urus Sewa Lahan"
Editor: Fariz Fadhillah