bakabar.com, JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinasi Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel mengatakan, muhammadiyah memiliki aset yang bisa menjadi lokomotif ekonomi umat.
Alasannya adalah karena Muhammadiyah memiliki aset yang sangat besar berupa ratusan perguruan tinggi dan puluhan rumah sakit serta jamaah yang umumnya kelas menengah.
"Jika bisa dikonsolidasi maka Muhammadiyah bisa menjadi sebuah kekuatan ekonomi dan menjadi lokomotif ekonomi umat," ujarnya dikutip dari Antara, Minggu (22/1).
Diketahui, Muhammadiyah memiliki aset berupa pengelolaan perguruan tinggi yang jumlahnya sekitar 170 dan juga aset dalam bentuk pengelolaan rumah sakit sekitar 80.
Menurut Gobel, Jika aset Muhammadiyah bisa dikonsolidasikan maka dapat memudahkan dalam menggerakkan ekonomi masyarakat dan umat Islam pada umumnya.
“Untuk itu perlu ada wadah koperasi yang akan menyatukan berbagai kepentingan. Seperti lidi, jika bersatu akan kuat,” ucap Gobel.
Konsolidasi aset tersebut, dapat dilakukan dalam bentuk koperasi. Melalui koperasi maka pennyaluran aset bisa disesuaikan dengan bidang ekonomi yang ditekuni
Selain itu, koperasi tersebut bisa membantu banyak bidang usaha yang dapat mendukung kegiatan ekonomi pada beberapa sektor seperti pertanian, kelautan dan perikanan, dan UMKM.
"Melalui koperasi maka masalah pupuk, bibit, pascapanen, pergudangan, dan penjualan akan menjadi urusan koperasi. Petani bercocok tanam saja. Jangan dibebani hal-hal lainnya. Tapi mereka semua pemilik koperasinya," ujar Gobel.
Aset Muhammadiyah juga bisa disalurkan pada pasar herbal, yang diketahui memiliki potensi bisnis di atas Rp 2 ribu triliun. Potensi pasar tersebut bisa meningkatkan kontribusi ekonomi lebih besar oleh pasar herbal.
"Padahal dulu penjajah datang ke Nusantara untuk mencari herbal ini, bukan mencari tambang. Mengapa sekarang justru kita meninggalkan berkah Tuhan ini pada kita?” ungkapnya.
Dalam paparannya, Gobel mengajak masyarakat untuk bisa mengembangkan potensi ekonomi yang berbasis budaya tersebut.
"Karena ini kekuatan kita. Jangan sampai punah. Ini memiliki potensi ekonomi yang besar, di antaranya adalah batik, songket, tenun, mebel, ukir, rajut, anyam, kuliner, dan sebagainya," kata Gobel.
Ia mengaku pada saat menjadi menteri perdagangan sempat melarang impor tekstil bermotif batik agar industri batik nasional tidak mati.
"Saya dapat perlawanan yang luar biasa," imbunya.
Gobel mengajak warga Muhammadiyah untuk bersatu, bersikap mandiri, dan berpijak pada kekuatan yang diwariskan alam maupun yang diwariskan nenek moyang.
"Mulai dari yang ada, yaitu mengkonsolidasikan aset ekonomi yang dimiliki Muhammadiyah, yaitu lembaga pendidikan dan rumah sakit," tutupnya.