Pemilu 2024

Gibran Nyalon, Jokowi Bilang Presiden Boleh Kampanye

Presiden Joko Widodo mengungkapkan presiden maupun menteri memiliki hak demokrasi dan politik, sehingga membolehkan mereka untuk ikut kampanye pemilu selama tid

Featured-Image
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hadir dalam cara Hari Lahir Muslimat NU yang ke -78, di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta Pusat, memberikan sambutan dan berpesan agar masyarakat tidak saling menghujat karena beda pilihan di Pemilu 2024. Foto : Apahabar.com (Andrew Tito)

bakabar.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengungkapkan presiden maupun menteri memiliki hak demokrasi dan politik, sehingga boleh untuk ikut kampanye pemilu selama tak menggunakan fasilitas negara.

Jawaban Jokowi itu merespons adanya sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju yang menjadi bagian dari tim sukses untuk mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pilpres 2024.

"Hak demokrasi, hak politik, setiap orang. Setiap menteri sama saja, yang paling penting presiden itu boleh lho kampanye, boleh lho memihak. Boleh," kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (24/1).

Baca Juga: Respons Presiden Jokowi Mahfud Mau Hengkang dari Kabinet: Itu Hak!

Jokowi menjelaskan bahwa jabatan presiden dan menteri merupakan pejabat publik sekaligus pejabat politik. Karena itu, kampanye merupakan hak demokrasi dan hak politik setiap warga negara, termasuk presiden dan para menteri.

Jokowi menilai bahwa hak demokrasi tersebut memiliki aturan. Menurutnya, yang terpenting adalah presiden dan menteri tidak menggunakan fasilitas negara saat mengkampanyekan pasangan calon peserta Pilpres 2024.

"Boleh, kita ini pejabat publik sekaligus pejabat politik. Masa gini enggak boleh, gitu enggak boleh; boleh. Menteri juga boleh. Itu saja yang mengatur itu, hanya tidak boleh menggunakan fasilitas negara," tegas Jokowi.

Baca Juga: Akui Dulu Bersebrangan, Prabowo Ungkap Alasan Gabung Jokowi

Dia juga kembali menegaskan bahwa pilihan untuk berkampanye tersebut merupakan hak setiap individu yang boleh dilakukan.

"Semua itu pegangannya aturan. Kalau aturan boleh, silakan; kalau aturan boleh, silakan. Kalau aturan tidak boleh, tidak. Sudah jelas itu. Jangan presiden tidak boleh; boleh berkampanye, boleh, tetapi kan dilakukan atau tidak dilakukan, terserah individu masing-masing," tuturnya.

Saat ditanya apakah dia akan mengambil kesempatan untuk berkampanye sesuai aturan tersebut, Jokowi hanya menjawab secara normatif.

"Ya, nanti dilihat," tukasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner