bakabar.com, JAKARTA – Tak sedikit orang yang terbiasa kembali tidur setelah menyantap sahur di bulan Ramadan karena tak kuasa menahan kantuk. Kebiasaan yang demikian, rupanya, bisa menyebabkan berbagai penyakit.
Hal itu sebagaimana disampaikan Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Dede Nasrullah. Ini berkaitan dengan kinerja sistem pencernaan itu sendiri, di mana membutuhkan waktu sedikitnya tiga jam untuk mengolah makanan.
“Selama tidur, hampir seluruh fungsi tubuh berhenti bekerja sementara, kecuali jantung, otak, dan paru-paru. Sehingga, makanan tak bisa dicerna bila langsung tidur,” ujarnya, dikutip dari laman resmi UM Surabaya, Kamis (30/3).
Dede menyebut setidaknya ada lima macam gangguan kesehatan yang mengintai tubuh kalau Anda menerapkan kebiasaan langsung tidur setelah sahur. Berikut penjelasannya:
Asam Lambung Naik
Kebiasaan tidur setelah sahur membuat sistem pencernaan tidak bekerja dengan optimal. Ini mengakibatkan lambung, secara otomatis, akan meningkatkan produksi asam lambung guna mempercepat proses pencernaan.
Di samping itu, ketika Anda tidur, gaya gravitasi akan melonggarkan klep lambung. Sehingga, menyebabkan asam lambung dalam perut mengalir balik ke kerongkongan. Kondisi ini dapat mengikis lapisan dinding kerongkongan.
Alhasil, muncul luka di kerongkongan yang lantas menyebabkan perut mulas, nyeri ulu hati, dan sensasi panas perih seperti terbakar pada dada hingga tenggorokan.
GERD
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kondisi saat asam lambung naik hingga ke tenggorokan yang kemudian menimbulkan rasa terbakar di dada. Gangguan ini terjadi karena klep pemisah antara lambung dan tenggorokan tidak menutup sempurna.
Ketidaksempurnaan itu memungkinkan asam lambung mengalir balik hingga ke kerongkongan. Alhasil, muncul gejala seperti mulut terasa pahit, mual dan muntah, perut kembung, nyeri dada terutama saat berbaring, hingga ulu hati seperti terbakar.
Tidur setelah sahur membuat sistem pencernaan sulit bekerja. Asam lambung akan bergejolak, kemudian membuat ulu hati terasa nyeri. Langsung tidur usai sahur justru membuat perut sakit, sehingga ibadah puasa terganggu.
“Untuk mencegah hal tersebut, kita bisa menunggu setidaknya tiga jam, sehingga makanan tersebut dapat diolah secara sempurna,” imbuh Dede.
Obesitas
Tidak hanya saat sahur, kebiasaan langsung tidur setelah makan berpotensi membuat lemak tubuh kian menumpuk. Terlebih lagi, jika makanan yang dikonsumsi itu tinggi karbohidrat dan lemak.
Hal itu dikarenakan makanan yang masuk ke tubuh disimpan menjadi lemak, alih-alih menjadi energi. Padahal, idealnya, asupan tersebut digunakan sebagai energi. Penumpukan lemak ini berpotensi meningkatkan risiko obesitas.
Sembelit
Idealnya, sistem pencernaan memerlukan waktu dua jam untuk mencerna makanan sampai lambung menjadi kosong. Namun, kebiasaan tidur setelah sahur bisa memperlambat proses tersebut.
“Posisi tiduran atau berbaring akan menghambat proses pengosongan lambung. Jika hal ini terjadi, maka akan memicu terjadinya penyakit konstipasi atau sembelit, kesulitan buang air besar,” jelas Dede.
Hal itu dikarenakan usus akan menyerap banyak cairan dari feses, sehingga membuat feses jadi kering dan padat. Alhasil, butuh usaha keras untuk mengeluarkannya dari dalam tubuh.
Serangan Jantung dan Stroke
Tidur setelah sahur membuat sistem pencernaan sulit mengolah makanan, sehingga lambung membutuhkan asupan darah lebih banyak. Suplai darah yang terkonsentrasi menuju perut itu menyebabkan otak kekurangan oksigen.
“Dalam jangka panjang, hal itu dapat mengakibat stroke,” tegas Dede.
Selain itu, langsung tidur usai mengonsumsi makanan berat bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah. Jika tekanan darah tak kunjung menurun dan berlangsung dalam waktu lama, akan meningkatkan risiko terserang penyakit kardiovaskular.
Gangguan kardiovaskular tersebut, seperti jantung koroner, serangan jantung, stroke, dan penyakit kronis lainnya.