Nasional

Gempa Magnitude 4,8 Guncang Bali, 1 Warga Tewas Tertimbun

apahabar.com, DENPASAR – Gempa bermagnitudo 4,8 yang terjadi di Kabupaten Karangasem, Bali, pada Sabtu (16/10) pukul…

Featured-Image
Tim Rescue dari BPBD Bangli dibantu warga mengevakuasi korban gempa di Desa Terunyan, Kintamani, Bangli, yang tertimbun material longsor usai gempa terjadi, Sabtu pagi. Foto-Istimewa via Jpnn.com

bakabar.com, DENPASAR – Gempa bermagnitudo 4,8 yang terjadi di Kabupaten Karangasem, Bali, pada Sabtu (16/10) pukul 04.18 Wita.

Akibat guncangan gempa tersebut, 1 warga dikabarkan meninggal dunia dan bangunan rusak serta terjadi tanah longsor.

Melansir Okezone.com, hingga pukul 07.30 Wita, tercatat satu warga Desa Ban, Kecamatan Ban, meninggal akibat tertimpa bangunan. “Korban masih anak,” kata Sekretaris BPBD Karangasem, Putu Eka Putra Tirtana.

Dia menjelaskan, di Desa Ban gempa mengakibatkan tanah longsor dan sejumlah bangunan rusak. Tercatat sejumlah warga mengalami luka berat akibat tertimpa bangunan.

Daerah lain yang terdampak cukup parah yaitu Kecamatan Rendang dan Bebandem. Sejumlah rumah dan sanggah atau tempat ibadah di rumah umat Hundu rusak.

BPBD Karangasem masih melakukan pendataan untuk menghitung seluruh korban dan kerusakan. “Data akan kami update,” kata Tirtana.

Sementara itu, melansir Antara, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono, mengatakan gempa bermagnitudo 4,8 yang terjadi di Kabupaten Karangasem, Bali, pada pukul 03.18 WIB disebabkan aktivitas sesar atau patahan aktif lokal.

Episentrum gempa terletak di koordinat 8,32 Lintang Selatan, 115,45 Bujur Timur, 8 kilometer (km) barat laut Karangasem dengan kedalaman 10 km, dan menyebabkan sejumlah kerusakan bangunan di Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali.

"Memperhatikan mekanisme sumber gempa Bali M4,8 yang merusak pagi ini, tampak bahwa gempa yang terjadi diakibatkan oleh aktivitas sesar atau patahan aktif lokal, bukan akibat sesar naik Flores (Flores Back Aec Thrusting," ujar Daryono sebagaimana dikutip dari akun Twitter resminya @DaryonoBMKG, Sabtu (16/10).

Dia mengatakan meski ada dugaan karena lokasi episenter di kompleks Gunung Api Agung-Batur, bisa jadi ada kaitan dengan migrasi magma yang mencetuskan aktivitas sesar lokal.

"Pusat gempa Karangasem pagi ini terletak di zona gempa swarm Komplek Gunung Agung dan Gunung Batur pada tahun 2017," ujar dia dalam keterangan tertulisnya.

Dia menjelaskan gempa swarm yang pernah terjadi pada bulan September-Oktober 2017 memiliki magnitudo terbesar 4,2. Selanjutnya pada 8 November 2017 terjadi gempa paling kuat dengan M4,9 yang juga menimbulkan kerusakan ringan.

Hasil monitoring BMKG hingga pukul 05.30 WIB tercatat tiga kali gempa susulan (aftershocks) pascagempa 4,8 yang merusak di Rendang, Karangasem, Bali.

Gempa dirasakan dengan kekuatan M3,8 (dirasakan di Karangasem III MMI), M2,7 dan M1,7 yang terjadi pukul 03.52 WIB.

Daryono mengatakan gempa di Rendang Karangasem Bali M4,8 yang terjadi tadi pagi tidak hanya berdampak menimbulkan kerusakan bangunan rumah, tetapi ternyata memicu dampak ikutan (collateral hazard) seperti longsoran dan runtuhan batu di beberapa tempat, ujar dia.

"Di kawasan pegunungan yang terdapat perbukitan tebing curam, dampak ikutan gempa kuat berupa longsoran dan runtuhan baru lazim terjadi, sehingga efek topografi semacam ini patut diwaspadai saat dan pasca gempa," ujar dia.



Komentar
Banner
Banner