bakabar.com, JAKARTA – Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Indonesia saat ini mengalami dampak perubahan iklim. Hal tersebut terlihat dengan terjadinya kekeringan dan hujan ekstrem dalam beberapa tahun terakhir.
“Indonesia mengalami kenaikan permukaan air laut 0,8-1,2 cm/tahun. Sementara sekitar 65 persen penduduk tinggal di daerah pesisir,” kata Inspektur Panas Bumi Ahli Madya, Direktorat Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Pandu Ismutadi dalam diskusi yang diselenggarakan INDEF secara daring, Selasa (14/11).
Kondisi tersebut terlihat kontras jika dibandingkan pada 1981-2018. Pada periode tersebut, tren kenaikan suhu Indonesia masih berada kisaran 0,03 derajad per tahunnya. Adapun saat ini, suhu Indonesia mencapai 33 derajad Celsius.
Baca Juga: Awas! Angka Pengangguran Baru di Balik Suntik Mati PLTU
Baca Juga: Suntik Mati PLTU Cirebon-1, IESR: Jauh dari Target Ambisi
Sementara itu negara tetangga lainnya juga mengalami kenaikan suhu. Singapura 36,7 derajad Celsius, Filipina 37 derajad Celsius, Vietnam 42,4 derajad Celsius, Laos 42,4 derajad Celsius, Thailand 44,6 derajad Celsius, dan Myanmar 45 derajad Celsius.
“Kita mengalami masa yang hangat sekarang akan tetapi gas rumah kaca penting tapi terlalu banyak akan merasakan dampak perubahan iklim. Sekarang sudah mencapai 417 ppm apabila mencapai 550 ppm maka suhu bumi akan naik di 3 derajad,” terangnya.
Kenaikan suhu tersebut berimbas terjadinya tingginya intensitas penguapan air. Kondisi tersebut yang menyebabkan semakin tingginya intensitas bencana hidrometeorologi seperti kekeringan ekstrem hingga hujan ekstrem.
Baca Juga: PLN Klaim PLTS Cirata Mampu Kurangi 214 Ribu Ton Emisi Karbon per Tahun
Adapun saat ini sebanyak 80 persen dari total bencana disebabkan oleh bencana hidrometeorologi. Sedangkan dampak kerugian secara ekonomi yang ditimbulkan dari bencana hidrometeorologi mencapai 0,66 persen – 3,45 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2030.
Pihaknya juga mewaspadai risiko yang ditimbulkan akibat perubahan iklim di antaranya seperti kelangkaan air, kerusakan ekosistem lahan, kerusakan ekosistem laut, menurunnya kualitas kesehatan hingga kelangkaan pangan.
“Dampak paling mengerikan perubahan iklim itu mengenai lahan pertanian kalau dilihat sekarang India yang panennya berkurang dan membatasi mereka mengekspor beras. Dan negara-negara produksi tinggi seperti Indonesia juga tidak mencukupi,” jelasnya.