bakabar.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) menerangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat dapat mengurangi emisi karbon hingga 214 ribu ton CO2 per tahunnya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan PLN akan mengembangkan green enabling transmission line dan smart grid yang merupakan bagian dari skema ARED (Accelerating Renewable Energy Development) di PLTS Terapung Cirata.
Melalui teknologi tersebut, PLTS Terapung Cirata akan mampu menyuplai listrik dari sumber energi baru terbarukan (EBT) yang terpisah dan terisolir menuju pusat kebutuhan listrik di kota.
"Listrik dari PLTS Apung Cirata ini adalah 20 kilovolt (kV) yang kemudian kami sambungkan di gardu induk, yang kemudian diubah menjadi 150 kV dan langsung masuk ke transmisi Jawa-Bali. Artinya, ini akan dikonsumsi baik itu oleh rumah tangga maupun oleh industri," jelasnya melalui keterangan resmi, dikutip Selasa (14/11).
Baca Juga: 3 Catatan IESR Usai Jokowi Resmikan PLTS Cirata
Baca Juga: Genjot Bauran EBT, CELIOS: Jangan Berhenti di Peresmian PLTS Cirata!
Melalui ARED, pihaknya menargetkan penambahan bauran EBT secara signifikan masuk ke dalam sistem PLN yakni dari air sebesar 25,3 GW, panas bumi sebesar 6,7 GW, serta surya dan angin sebesar 28 GW.
Hal ini selaras dengan komitmen PLN untuk terus mengakselerasi transisi energi dengan meningkatkan bauran EBT hingga 75 persen atau setara dengan 61 GW hingga 2040 mendatang.
"Transisi energi ini sangat penting bagi Indonesia untuk menjaga momentum pembangunan ekonomi yang pesat, mempercepat pertumbuhan, membangun kapasitas nasional, menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan pada saat yang sama, menjaga lingkungan," kata Darmawan.
Baca Juga: Suntik Mati PLTU Cirebon-1, IESR: Jauh dari Target Ambisi
PLTS Terapung Cirata merupakan proyek strategis nasional (PSN) hasil kolaborasi dua negara yakni Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA), yang melibatkan Subholding PLN Nusantara Power dan Masdar.
Dibangun di atas permukaan air, Waduk Cirata, PLTS seluas 200 hektare ini mampu memproduksi energi hijau berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) untuk menyuplai listrik bagi 50 ribu rumah.