bakabar.com, TANJUNG – Keputusan manajemen PT Saptaindra Sejati (SIS) site Admo menerima bekas pekerja PT Pamapersada Nusantara (Pama) dengan gajih pokok lebih besar dari karyawan lama menimbulkan masalah.
Kini, ribuan karyawan PT SIS Admo yang lebih dulu bekerja tidak terima dengan keputusan manajemen perusahaan tambang batu bara mitra kerja PT Adaro Indonesia tersebut.
Dampak dari kekecewaan ribuan karyawan itu, mereka bersepakat akan menggelar demo besar-besaran di perusahaan group Adaro Energy ini.
“Demo kali ini gabungan antara PUK SP-KEP dengan Serikat Pekerja Mandiri (SPM) SIS Admo,” kata Muhammad Riyadi, Ketua PUK SP-KEP, Jumat (19/11).
Menurut Yadi, pihaknya telah mencapai kesepakatan dengan kawan-kawan di SPM untuk berjuang bersama atas diskriminasi upah ini.
“Kami akan menurunkan 1.900 an karyawan di bawah PUK SP-KEP SIS Admo untuk aksi demo nanti,” ucapnya.
Untuk kepastian tanggal demo, baru ditetapkan usai pertemuan hari Selasa, 23 November mendatang.
“Yang jelas pasca pertemuan dengan manajemen perusahaan di Banjarmasin dan tidak ada kesepakatan, kami sudah bertekad untuk menggelar demo besar-besaran,” tegas Yadi.
Terkait kenaikan UMP yang jauh dari harapan buruh, Yadi mengatakan, kemungkinan SP KEP akan mengikuti Intruksi mogok kerja nasional pada tanggal 6 sampai 8 Desember 2021.
Terpisah, Ketua SPM SIS Admo, Edy Nuryanto membenarkan pihaknya bersama SP-KEP akan menggelar aksi demo tersebut.
“Jika PUK SP-KEP menurunkan 1.900 an anggotanya, kami akan menurunkan 2.000 an karyawan yang bernaung di SPM,” jelasnya.
“Jadi diperkirakan demo nanti melibatkan 3.900 an karyawan, jumlah itu masih bertambah karena mereka yang tidak berserikat kemungkinan juga bergabung,” sambung Edy.
Edy bilang dengan demo ini harapannya ada keadilan penyelarasan atau penyesuaian upah karyawan di SIS Admo.
“Semoga dengan aksi yang kami gelar bersama SPM dan SP-KEP ini perusahaan bisa memberikan keadilan dengan menyesuaikan upah semua karyawan di PT SIS site Admo ini,” pungkasnya.
