bakabar.com, JAKARTA- Perhelatan KTT G20 di Nusa Dua Bali merupakan peluang bagus untuk menyakinkan investor agar menanamkan modalnya di Indonesia.
"Baik dari dalam maupun luar negeri, untuk tetap percaya kepada Indonesia dalam menanamkan modalnya di negara kita," ucap Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengutip dari Antaranews.com, Kamis.
Bahlil Lahadalia mengatakan Presidensi G20 Indonesia menjadi momentum penting untuk bisa meningkatkan kepercayaan investor pada Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi.
Ia menegasakan G20 akan dijadikan sebagai momentum strategis terukur.
Baca Juga: Jaga Pertumbuhan Ekonomi 2022, Bahlil Lahadalia Pasang Target Investasi Sebesar Rp1.200 T
Bahlil menuturkan laju Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing langsung terus meningkat.
Begitu pula dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang semakin baik setiap tahunnya.
Peningkatan investasi baik dari dalam maupun luar negeri itu terjadi karena kepercayaan luar biasa terhadap Indonesia.
Menurutnya, kepercayaan tersebut salah satunya juga didukung kepemimpinan Presiden Jokowi yang cemerlang.
Baca Juga: Jokowi Promosi IKN, Bahlil: Biar Nggak Ada yang Ragu Investasi di Sana
Jokowi dianggap cemerlang karena berhasil mengendalikan COVID-19, pemulihan ekonomi, hingga upaya untuk membangun ekosistem dan stabilitas ekonomi.
"Presiden Jokowi menurut saya memimpin negara kita dalam posisi yang on the track," kata Bahlil Lahadalia.
Dalam forum G20, lanjutnya, Pemerintah Indonesia akan fokus untuk terus mendorong transformasi ekonomi lewat hilirisasi.
Ia menyebut hilirisasi tidak hanya terkait nikel.
Baca Juga: Konsep Hilirisasi Indonesia Ditentang Negara Maju, Bahlil Lahadalia: Mau Kalian Apa?
Nikel, menurutnya jadi pelajaran besar bagi Indonesia untuk bisa meningkatkan nilai tambah ekspor nasional.
Seperti diketahui, hilirisasi nikel telah meningkatkan ekspor nasional dari hanya 3,3 miliar dolar AS pada 2017 menjadi 20,9 miliar dolar AS pada 2021.
"Di 2022, taksiran kami akan mencapai 27 sampai 30 miliar dolar AS," ujar Bahlil.
Ia mengemukakan empat poin yang telah disepakati di tingkat menteri akan masuk dalam pembahasan di tingkat kepala negara nanti.
Empat poin itu merupakan kesepakatan menteri di kelompok kerja perdagangan, investasi dan industri, khususnya sektor investasi.
Keempat poin itu yakni hilirisasi dan penciptaan nilai tambah, kolaborasi dengan pengusaha daerah dan UMKM, pemerataan investasi hingga Bali Compendium.