Hot Borneo

Fotografer Jerman Bantu Aktivis Lingkungan di Kotabaru Tetap Eksis

apahabar.com, KOTABARU – Para aktivis yang tergabung dalam Pemerhati Alam dan Maslahat Lingkungan atau Pamali di…

Featured-Image
Busdar salah satu aktivis lingkungan Kotabaru yang aktif menjaga dan melestarikan satwa laut di Pulau Denawan. Foto-Ist

bakabar.com, KOTABARU – Para aktivis yang tergabung dalam Pemerhati Alam dan Maslahat Lingkungan atau Pamali di Kotabaru sudah bertahun-tahun aktif merawat kawasan pesisir, termasuk biota lautnya.

Sejak 2012 silam, mereka merawat lingkungan laut agar tidak dirusak para oknum yang tak bertanggungjawab.

Namun beberapa tahun belakangan ini, para aktivis Pamali fokus di kawasan Pulau Denawan, Desa Marabatuan, Kecamatan Pulau Sembilan.

Berbagai kegiatan di pulau itu dilakukan. Mulai dari menjaga kebersihan laut, pantai, juga satwa yang dilindungi seperti Penyu yang kini terancam punah.

Kerja keras para aktivis itu pun mendapat dukungan dari pihak Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Laut (BPSPL) Pontianak satuan kerja wilayah Kalsel.

Bahkan, sejak 2012 hingga tahun 2020 tadi, para aktivis yang sering disebut penjaga pulau ini mendapat support dana operasional dari BTPSPL masing-masing anggota Pamali Rp1,8 juta.

Namun sayang dukungan operasional BTPSPL itu terhenti dua tahun lalu.

“Kami didukung operasional Rp1,8 juta perbulan dari BTPSPL. Itu sejak tahun 2012 dan berhenti di tahun 2020,” ujar Busdar, salah satu aktivis pulau, Jumat (2/9).

“Dana itulah yang harus kami hemat untuk operasional kami di lapangan,” imbuh pria berusia 37 tahun ini.

Selanjutnya, lantaran dana BTPSPL terhenti Ketua Pamali, Pakmali lantas mencari cara agar ada donatur yang dapat melanjutkan mengucurkan bantuan biaya operasional.

Hingga akhirnya bertemu dengan seorang fotografer bawah laut asal Jerman, Kurt Amsler. Perbincangan pun berlangsung hingga aktivis Pamali mendapat atensi dari bule Jerman itu.

Bule asal Jerman pun siap membantu dana setiap bulannya agar pekerjaan mulia para aktivis pulau itu berjalan, dan lingkungan laut dapat terjaga dari kerusakan.

“Beruntung ketua kami banyak relasi dan bertemu dengan fotografer bawah laut dari Jerman. Jadi, sampai sekarang kami dibantu operasional Rp2,1 juta setiap bulannya,” terang Busdar.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Busdar, dana itu merupakan hasil dari penjualan foto-foto bawah gabungan fotografer Jerman.

“Infonya, dana itu didapat dari hasil penjualan foto lalu dikumpulkan, dan sebagian disalurkan untuk membantu kami,” tandasnya.

Kisah Pria Pulau Marabatuan Bertahun-tahun Selamatkan Penyu di Kotabaru



Komentar
Banner
Banner