bakabar.com, KOTABARU – Pemusnahan ranjau peninggalan Jepang di pesisir Pulau Laut Kotabaru menjadi salah satu agenda prioritas bagi Pemkab Kotabaru tahun 2020.
Karena adanya rencana pemusnahan itu, Pemkab Kotabaru terpaksa menunda pembangunan megaproyek di kawasan Siring Laut untuk pengembangan objek wisata yang rencananya akan dilakukan tahun depan.
“Tahun depan kita fokus dulu untuk pemusnahan ranjau. Jadi, dua proyek seperti masjid apung, dan perpanjangan dermaga kita undur di tahun 2021,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotabaru, Khairian Ansari, kepada wartawan, Selasa, kemarin.
Ranjau yang dinilai masih aktif diketahui tertanam di kawasan pesisir Desa Rampa, hingga mengarah ke kawasan ikon wisata Siring Laut.
Komandan Lanal Kotabaru, Letkol Laut (P) Guruh Dwi Yudhanto juga memastikan ranjau yang tertanam di kawasan pesisir Pulau Laut, termasuk di kawasan Siring Laut masih aktif dan harus secepatnya dilakukan pemusnahan.
“Ranjau itu tentu masih aktif, dan harus dimusnahkan karena membahayakan. Terlebih ada rencana pengembangan Siring Laut. Takutnya kena benturan tiang pancang, itu bisa meledak,” pungkas Danlanal Guruh.
Baca Juga: Harapan DPRD Kalsel untuk Bandara Internasional Syamsudin Noor
Baca Juga: Mengorek Keberhasilan Kota Batu dan Malang Tingkatkan Kualitas Guru
Baca Juga: Penetapan KEK di Mekar Putih Kotabaru Masuk Finalisasi
Baca Juga: Menunggu dari Pagi, Ratusan Pelajar Kecewa Tak Sempat Disalami Jokowi
Reporter: Ahc20Editor: Puja Mandela