bakabar.com, KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia melarang film Bollywood “Padmaavat” diputar di bioskop Malaysia. Penolakan itu dikabarkan karena sutradara film telah salah mencitrakan tokoh muslim di dalamnya.
Pemerintah Malaysia menolak penggambaran citra Sultan Alauddin Khilji yang menurut mereka keliru.
“Dia digambarkan sebagai Sultan yang sombong, kejam, tidak manusiawi, licik dengan berbagai tipu daya, tidak dapat dipercaya dan tidak sepenuhnya mempraktikkan ajaran Islam,” demikian dalam pernyataan kementerian tersebut.
Dewan Sensor Film Malaysia memutuskan bahwa film tersebut “tidak disetujui untuk pemutaran film”. Pihak distributor film sempat mengajukan banding, namun ditolak.
Di negeri asalnya (India) sendiri, film "Padmaavat” sudah menuai banyak protes. Bahkan sutradaranya, Sanjay Leela Bhansali, dituduh melakukan pemutarbalikan sejarah dengan menggambarkan citra penguasa Muslim sebagai “kekasih” Ratu Padmavati dari klan petempur Hindu Rajput.
Kendati demikian, pengadilan tinggi India kemudian mengizinkan film tersebut diputar di seluruh negeri, meski sempat melakukan pelarangan pada dua negara bagian.
Untuk diketahui, film bollywood termasuk film yang populer di Malaysia. Etnis India berjumlah tujuh persen dari 32 juta orang di negara tersebut.
Malaysia sebelumnya telah memblokir perilisan film-film Hollywood yang dianggap tidak peka terhadap agama, seperti “The Prince of Egypt” (1998) yang menggambarkan kisah Bibel tentang Musa, dan “Babe” (1995) yang menampilkan seekor babi sebagai karakter utama. Muslim menganggap babi merupakan hal yang najis.
Mei lalu, perilisan film Walt Disney “Beauty and the Beast” diangkat menjadi “momen penyuka sesama jenis” dalam film tersebut.
Sumber: Antara
Editor: Muhammad Bulkini