Hot Borneo

Fenomena Makam Bercahaya Patarikan HSU dari Sudut Pandang MUI

apahabar.com, AMUNTAI – Ketua Brigade 08 HSU, Emma Rivilia bercerita jika salah seorang warga melihat pancaran…

Featured-Image
Fenomena makam bercahaya mengundang rasa penasaran warga untuk melihat secara dekat. Foto: Istimewa

bakabar.com, AMUNTAI – Ketua Brigade 08 HSU, Emma Rivilia bercerita jika salah seorang warga melihat pancaran cahaya di kompleks pemakaman Desa Patarikan, Banjang, Hulu Sungai Utara (HSU).

"Cahayanya seperti lampu sorot keluar dari dalam kubur dimaksud," cerita Emma, Selasa siang (31/5).

Makam itu belakangan diketahui milik Mastur. Warga yang meninggal pada usia 72 tahun di Rumah Sakit Pembalah Batung.

Semasa hidup, muazin satu ini dikenal sebagai sosok penyabar. Taat beribadah.

Bermula dari adanya pengajian di salah satu langgar yang hanya berjarak 20 meter dari makam tersebut. Salah seorang jemaah pengajian waktu itu keluar untuk pergi ke toilet.

Selesai itu, dia kemudian berwudu dan melihat adanya pancaran cahaya menyembul dari dalam makam tersebut.

“Melihat itu, dia terkejut dan langsung memberitahu jemaah lainnya,” kata Emma.

Cerita yang tidak kalah menakjubkan, ujar Emma, juga datang dari warga lainnya. Ketika subuh, ada seorang warga datang lebih dulu ke langgar.

Saat membuka pintu, jemaah tiba-tiba melihat sosok Mastur mengenakan baju gamis putih dan bersurban tengah asyik membaca Al-Qur'an. Setelahnya orang itu kemudian bersalaman dengan sosok Mastur.

“Belakangan baru ia sadar kalau Mastur sudah meninggal dunia,” cerita Emma.

Warga lainnya, lanjut Emma, juga mengaku pernah melihat sosok almarhum Mastur sedang berjalan kaki dengan pakaian gamis putih dan surban. "Yang ini juga belakangan baru sadar kalau beliau (almarhum Mastur) sudah meninggal,” ujarnya.

Banyak warga, kata Emma, bersaksi jika almarhum semasa hidup merupakan orang yang istikamah dalam berbuat amalan baik. "Almarhum juga dikenal sebagai orang yang penyayang dan penyabar. Serta hemat kata, kecuali soal agama."

Haris warga setempat bercerita jika pernah melihat cahaya putih menyembul dari kuburan tersebut. Seperti tergambar dalam sebuah video berdurasi 30 detik yang beredar luas di media sosial. Dari jarak 20-35 meter, terlihat batu nisan makam mengeluarkan cahaya.

"Itu makam milik alm Mastur. Warga setempat, mendiang sehari-harinya petani," ujar warga yang rumahnya berada di depan kompleks makam tersebut dihubungi bakabar.com, Selasa (31/5).

Mastur, kata Haris, meninggal pada usia 72 tahun di RS Pembalah Batung lantaran menderita suatu penyakit. "Sidingaring[beliau sakit]," ujarnya.

Sang istri lebih dulu meninggal. Praktis, kepergian Mastur saat Ramadan kemarin membuat anak-anaknya yatim piatu.

Dari banyak anak Mastur, dua di antaranya sudah meninggal dunia. Satu tewas dibunuh. Satunya lagi meninggal akibat stres beberapa hari setelah tahu saudaranya tewas dibunuh.

Selama hidup, warga sekitar mengenang Mastur sebagai sosok yang penyabar. "Beliau itu adalah jemaah musala. Seingat saya, azan subuhnya tidak pernah tertinggal," ujarnya.

Fenomena makam bercahaya yang menghebohkan warga Kabupaten Hulu Sungai Utara belakangan turut direspons Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Penasaran, warga setempat berbondong-bondong mendatangi makam tersebut. Ada yang berdoa, ada pula yang sekadar foto-foto. Lantas bagaimana Majelis Ulama Indonesia (MUI) memandang fenomena tersebut?

Sekretaris Umum MUI Kalimantan Selatan (Kalsel), Nasrullah menyatakan ziarah kubur adalah hal yang diperbolehkan dalam islam. “Dulunya pada masa awal-awal islam Rasulullah SAW memang melarang, tapi kemudian mansukh (dihapuskan) dan berubah jadi diperbolehkan,” katanya dihubungi via seluler, Selasa (31/5).

Adapun, kata Nasrullah, hukum yang memperbolehkan ziarah kubur merujuk pada dua hadis. Pertama hadis riwayat muslim. Rasulullah, kata Nasrullah, pernah bersabda "dahulu aku telah melarang kalian berziarah ke kubur. Namun sekarang, berziarahlah kalian ke sana."

Kedua adalah hadist riwayat hakim. Menurutnya, ziarah kubur dapat bermanfaat bagi orang hidup. Utamanya dalam mengingat kematian.

"Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi sekarang berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah)," ujar Nasrullah mengutip sabda Rasulullah.

Kendati diperbolehkan melakukan ziarah kubur, Nasrullah menganjurkan haruslah mereka yang paham syariat dan memiliki akidah kuat. “Jangan jadikan kubur tempat meminta-minta,” kata Nasrullah.

Hal ini berlaku ketika melakukan ziarah kubur siapa saja. Entah nabi, sahabat, syuhada, wali, atau orang biasa. “Karena dihukumi musyrik,” ujarnya. Lalu bagaimana hukum bertawasul kepada ahli kubur? Menurut Nasrullah boleh saja. Tawasul sendiri berarti wasilah agar doa diterima Allah SWT.

“Berkat cinta atau kedekatan kita dengan orang yang dicintai Allah SWT, kita berharap doa kita bisa dikabulkan. Tapi sekali lagi, bukan kita meminta dengan orang dalam kubur,” tuturnya.

Nasrullah berujar kalau memang ahli kubur adalah ahli ibadah, zuhud, wara dan istikamah dengan amaliah tertentu bisa saja diberi kelebihan di saat di alam kubur. “Mungkin saja,” ujarnya ditanya media ini mengenai fenomena cahaya yang muncul dari makam Mastur.

Viral Makam Bercahaya di Patarikan HSU: Bagaimana Fenomena Ini Membentuk Animo Warga?

Komentar
Banner
Banner