bakabar.com, JAKARTA - Tambang batu bara bawah tanah terbesar di Indonesia yang dikerjakan PT Sumber Daya Energi (SDE) telah diresmikan Kementerian ESDM di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), Senin (18/12).
Menteri ESDM Arifin Tasrif berharap, tambang tersebut juga dapat memberikan kalor-kalor yang tinggi. Sumber daya tersebut dapat digunakan untuk mendukung industri-industri strategis seperti besi, baja yang perlu batu bara kokas.
"Kita ngarepin ini nanti kalor-kalor tinggi juga bisa ada, kayak besi, baja yang perlu (baru bara) kokas, kokas kan 7000 (kalori)," jelas dia kepada wartawan di gedung Kementerian ESDM, Jumat (22/12).
Baca Juga: Pertama di Indonesia! Tambang Batu Bara Bawah Tanah Ada di Kotabaru
Arifin menerangkan jika bergantung pada tambang yang dilakukan secara konvensional bakal memakan pengeluaran yang lebih besar. Ini disebabkan karena harus membongkar tanah dari atas hingga kedalaman 200 meter.
Meski kata dia, tambang konvensional bisa mengasilkan kalor yang cukup tinggi, hingga 6000 kalor.
Sedangkan, tambang bawah tanah hanya memiliki kalor-kalor rendah yang dipakai untuk power plant. Yang mana nantinya harus dipensiunkan. Tidak seperti batu bara kokas yang masih bisa berlanjut.
Kendati demikian, dia optimis, tambang bawah tanah juga memiliki potensi kalor-kalor yang tinggi.
"Sekarang ini kan yang ada kalor kalor yang di bawahnya karena itu yang paling cepat dipakai untuk di power plant," tandas dia.
Baca Juga: Respons Menteri ESDM soal Dugaan Dana Tambang Ilegal untuk Kampanye
Penting untuk tahu. Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Suswantono yang telah meresmikan Tambang batu bara bawah tanah pertama di Indonesia yang dirancang PT Sumber Daya Energi (SDE).
Dia menilai yang dilakukan oleh PT SDE ini memang patut menjadi contoh bagi perusahan-perusahan tambang batu bara, khususnya di Kalimantan Selatan.
Sebab, teknis metode pengeboran bawah tanah ini lebih ramah lingkungan. Ketimbang harus mengupas kulit bumi.
"Selamat kepada PT SDE atas peresmian produksi pertamanya. Semoga menjadi role model industri pertambangan batubara khususnya metode penambangan bawah tanah di Indonesia," ujar Bambang.