Bisnis

Emak-emak, Catat Nih! 14 Komoditas Pangan yang Naik Seminggu Terakhir

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa, mencatat ada 14 komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga.

Featured-Image
Ilustrasi salah komoditas pangan yakni beras. (Foto: Katadata)

bakabar.com, JAKARTA - Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa, mencatat ada 14 komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga selama seminggu terakhir.

"Ada 14 komoditas yang naik, dan 9 komoditas naik di atas HET (Harga Eceran Tertinggi)," ujar Ketut saat Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (13/2).

Ketut merinci sebanyak 14 komoditas pangan yang mengalami kenaikan tersebut yaitu beras premium dengan kenaikan (4,1%). Kemudian beras medium (23,39%), bawang putih (6,39%), bawang merah (9,63%), cabai keriting merah (12,12%), cabe rawit merah (36,63).

Baca Juga: Ramalan Dirut Pupuk Indonesia Soal Krisis Pangan Dalam Negeri: Awas Pupuk Langka!

Selanjutnya telur ayam ras (6,81%), gula konsumsi (6,63%), minyak goreng curah (7,63%), dan terakhir jagung tingkat peternak mengalami kenaikan sebesar (18,79%).

Ketut mencatat beberapa komoditas naik melibihi harga eceran tertinggi di antaranya beras premium, beras medium, dan bawang merah. Per hari ini harga HET beras premium Rp 12.800/kg, dijual di pasaran rata-rata Rp 13.465/kg.

Sedangkan HET beras medium Rp 9450/kg, dijual rata-rata eceran Rp 11.660/kg. Selanjutnya HET bawang merah dengan harga Rp 36.500/kg, namun eceran di pasaran hari ini mencapai Rp 40.000/kg.

"Ini menjadi tantangan kita bersama untuk mengendalikan, karena secara simpelnya kalau kita bisa mengalah mengarahkan harga itu mendekati harga eceran yang ditetapkan, maka dipastikan inflasinya akan lebih baik," ujar Ketut.

Baca Juga: Perkuat Ketahanan Pangan, BUMN Dukung Operasional Pabrik Pupuk PT PIM

Isu utama komoditas beras adalah harga beras medium dan primer premium cenderung naik. Kenaikan tersebut sejalan dengan naiknya harga gabah di tingkat petani. Kenaikan gabah diduga karena berkurangnya pasukan beras akibat minimnya panen di wilayah sentra. Akibatnya minimnya stok cadangan beras pemerintah sehingga munculnya spekulan di pasar.

"Untuk beras medium harga eceran nasional Rp 11.839, sedangkan harga beras premium dipasaran rata-rata Rp 13.465, beras medium HET-nya Rp 9.450 dan untuk beras premium HET-nya Rp12.800, selisih dengan harga eceran yang ditetapkan cukup tinggi," paparnya.

"Sehingga ini menjadi tugas kami tugas kita bersama untuk segera melakukan pengendalian harganya agar turun atau terkoreksi, sehingga harga di tingkat masyarakat bisa kita kendalikan," imbuhnya.

Baca Juga: Antisipasi Kenaikan Komoditas Pangan, Mendag Siap Subsidi Ongkos Transportasi

Badan Pangan Nasional juga mencatat, saat ini  stok beras di Bulog yaitu yaitu 322.445 ton, stok di ID FOOD sebanya 177 ton, dan terakhir stok beras di di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebanyak 14.277 ton. Sedangkan untuk penyaluran beras medium per 12 Februari 2023 adalah 294.800.455 kg.

"Selain itu, sebagian besar cadangan beras masyarakat ini ada di masyarakat sendiri, ada di pedagang ada di rumah tangga, ada di distributor dan sebagian kecil ada di penggilingan," jelas Ketut.

Selanjutnya, Ketut menjelaskan pemerintah akan melakukan langkah-langkah untuk optimalisasi menstabilkan harga beras dengan membuka ruang lebih bagi ritel modern untuk mendistribusikan beras ke masyarakat.

"Dengan  adanya harga di ritel, harganya pasti tepat tidak mungkin berubah,  kita harapkan ini menjadi price leader sehingga harga-harga di pasar tradisional bisa mengikuti harga tersebut," ujarnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner