Tak Berkategori

Elpiji 3 Kg Langka Lagi di Banjarbaru !

apahabar.com, BANJARBARU – Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (Kg) terjadi lagi. Dari Landasan Ulin sampai Banjarbaru,…

Featured-Image
Harga elpiji 3 kilogram melonjak di sejumlah pengecer nyaris menyentuh dua kali lipat dari harga normal. apahabar.com/Fida

bakabar.com, BANJARBARU – Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (Kg) terjadi lagi. Dari Landasan Ulin sampai Banjarbaru, hampir semua pangkalan gas subsidi mengalami kekosongan.

Selain itu, saat tim bakabar.com melakukan pengecekan di pangkalan dan pedagang eceran, didapati perbedaan harga jual.

Baca Juga: Harga Elpiji di Banjarmasin Tembus Rp 35 Ribu

Di sejumlah pangkalan di Kota Idaman, harga ‘si melon’ antara Rp18 ribu sampai Rp20 ribu. Namun, begitu dicek di sejumlah pengecer. Harganya melonjak. Mencapai dua kali lipat. Dari harga eceran tertinggi; Rp17.500.

Di Sriwijaya misalnya. Harga gas untuk masyarakat tak mampu itu mencapai 27 ribu. Tak jauh beda di Caraka; Rp30 ribu, Suka Mara Rp35 ribu, Golf Rp35 ribu, Kurnia Rp40 ribu.

Serupa untuk daerah Guntung Payung, Guntung Manggis dan sekitaran Banjarbaru Kota: Rp33 ribu.

“Saya jual elpiji 3 Kg seharga 40 ribu karena saya ambilnya juga dari tangan ketiga,” ungkap pengecer elpiji di Kurnia yang enggan disebutkan namanya.

“Saat ini di pangkalan lagi kosong. Jadi ya saya jual sedikit lebih mahal dari biasanya. Tapi ya tetap cepat habis,” ujar Ahmad, pengecer elpiji lain.

Maraknya pengecer jelang Ramadan ini dinilai mencekik masyarakat golongan menengah ke bawah.

“Saya sudah dua hari ini mencari elpiji. Tapi di pangkalan mana pun kosong. Kalau beli selain di pangkalan harganya tinggi sekali. Jadi sementara pakai minyak tanah dulu,” ujar Luluk seorang pembeli.

Menyikapi ini, Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan Banjarbaru, Anshori angkat bicara. “Tugas kami hanya memantau dan mengawasi perkembangan harga,” jelas dia kepada bakabar.com di Banjarbaru, Kamis (2/5).

Dalam waktu dekat pihaknya melaporkan seputar kelangkaan ini ke Pertamina. “Tetapi menurut Pertamina, tidak ada kelangkaan. Bahkan kuota untuk gas elpiji 3 Kg di Banjarbaru dilebihkan,” ujar dia.

Salah satu petugas pangkalan mengakui alur distribusi belakangan ini mulai tak teratur lagi. Dari biasanya dipasok sebulan dua sekali, kini bisa satu kali saja.

“Datangnya sering mendadak. Jadi ini juga tidak tau datangnya kapan. Tetapi kalau di pangkalan saya, masyarakat menengah ke bawah yang lebih saya dahulukan,” jelas Suparti, Pemilik Pangkalan Bintang Selatan di Jalan Sapta Marga, Guntung Payung, Banjarbaru.

“Kalau ada sisanya, baru ke masyarakat menengah ke atas. Karena jika tidak ditegaskan begitu, bisa salah sasaran nanti,” kata dia lagi.

Dari penjelasan Suparti itu, bisa disimpulkan jika pihak pangkalan gas kerap kali kecolongan. Dengan menjual elpiji kepada kalangan menengah atas.

“Jika ada kelangkaan dan kenaikan harga saat ini. Berarti banyak orang yang main main di situ (masyarakat menengah ke atas). Karena menurut Pertamina stock elpiji ready sampai Ramadan. Mungkin ini belum datang saja gas nya, jadi tunggu saja,” timpal Anshori lagi, ditemui di ruangannya, siang tadi.

Anshori meminta kepada kalangan menengah atas untuk sadar. Akan kepentingan masyarakat yang tidak mampu. Tak ada susahnya, kata dia, untuk mereka yang mampu beralih ke gas 12 Kg.

Sementara itu, Pertamina sebenarnya sudah mempertebal stok distribusi gas elpiji ke seluruh wilayah, termasuk Kalsel. Penambahan sebanyak 5 persen dari stok normal.

"Jelang Ramadan akan ditambah sekitar 5 persen," ucap Region Manager Communication & CSR Yudi Nugraha kepada bakabar.com, belum lama ini.

Jumlah stok saat ini dipastikan aman. Apabila terdapat kekurangan, perseroan itu siap melakukan antisipasi sebagaimana tahun sebelumnya.

"Semampunya akan kita lakukan pencegahan terkait kelangkaan gas elpiji," ujarnya.

Tak lupa Yudi juga mengimbau kepada masyarakat. Agar menggunakan elpiji dengan sewajarnya. "Dan jangan menumpuk (menimbun) stok gas elpiji. Kepada pangkalan, diharapkan menjual sesuai HET dan mengutamakan konsumen langsung dibandingkan pengecer," jelas dia.

Baca Juga: Ramadan 2019, Konsumsi BBM Naik dari Rata-Rata 2018

Reporter: AHC06
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner