bakabar.com, JAKARTA – Pemerintah menyatakan kondisi ekonomi Indonesia kuat, dan tidak bisa disamakan dengan kondisi Sri Lanka yang saat ini dalam status bangkrut.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan kondisi Indonesia jauh dari apa yang dihadapi Sri Lanka pada saat ini.
“Kalau kita disamakan dengan Sri Lanka, itu orang gila atau bagaimana? Jangan membohongi rakyat dan membuat rakyat pesimis. Langit bumilah kita dengan Sri Lanka,” cetus Luhut dalam acara Perkenalan dan Silaturahmi Kadin Indonesia Komite Tiongkok, di Hotel Langham, Jakarta, Sabtu (23/7).
Dia menyajikan data soal bagaimana perbandingan kondisi ekonomi Indonesia dengan Sri Lanka.
Pertama, soal nilai tukar mata uang terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Per 20 Juli 2022, dalam data itu, Luhut memperlihatkan mata uang rupiah hanya melemah 5,2% semenjak Januari 2022. Sedangkan mata uang Sri Lanka melemah 98,7%.
Kedua, adalah kinerja pasar saham per 20 Juli 2022. Pasar saham Indonesia menguat 4,5% sejak Januari 2022. Sedangkan pasar saham Sri Lanka turun 36,7%.
Ketiga, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022. Ekonomi Indonesia pada periode itu tumbuh 5%, sedangkan Sri Lanka minus 1,6%.
Keempat, adalah inflasi hingga 1 Juni 2022. Inflasi Indonesia 4,4% sementara Sri Lanka 45,3%. Lalu keempat tingkat suku bunga acuan Indonesia adalah 3,5% sementara Sri Lanka 13,5%.
Lalu neraca perdagangan Indonesia per 1 Juni 2022 adalah US$ 5,09 miliar sementara Sri Lanka minus US$ 404 juta.
Luhut dalam kesempatan itu mengatakan proses pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19 berjalan dengan baik. “Pertumbuhan ekonomi kita masih salah satu yang terbaik di dunia. Ekspor kita juga terbaik di dunia. Banyak orang tidak paham kalau kita itu bagus,” katanya.
Dia mengatakan, melalui upaya transformasi ekonomi yang konsisten, ekonomi Indonesia dapat selangkah lagi menuju menjadi negara maju. Dalam satu dekade ke depan, PDB Indonesia dapat meningkat hingga US$ 3 triliun dengan pendapatan per kapita di kisaran US$ 10.000.
Kemudian ketahanan ekonomi Indonesia saat ini didorong oleh proses transformasi ekonomi yang tidak lagi mengandalkan komoditas mentah, namun lewat pengembangan hilirisasi industri. Namun hilirisasi industri harus memperhatikan aspek lingkungan. Melalui hilirisasi industri, pembangunan menjadi lebih merata dan mendorong industrialisasi di wilayah timur Indonesia.