bakabar.com, BANDUNG - Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung Didi Ruswandi menjelaskan kolam retensi di Babakan Ciparay mampu menampung 716 meter kubik air.
"Adanya kolam retensi ini berfungsi sebagai cadangan air di tengah musim kemarau yang kering dan suhu ekstrem akibat dampak El Nino," ucap Didi kepada wartawan, Rabu (13/9).
Perlu diketahui, terdapat 1.767 meter persegi lahan yang digunakan sebagai kolam retensi dengan pengerjaan selama dua bulan.
Baca Juga: Jurnalis Pamekasan Bantu Air Bersih di 39 Wilayah Kekeringan
"Kurang lebih anggaran yang dihabiskan sebesar Rp175 juta untuk proses pembangunan," ungkapnya.
Senada, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Bandung Eric M Attauriq mengeklaim pembangunan kolam retensi di musim kemarau merupakan hal yang tepat.
"Momen musim kemarau saat ini tepat untuk bangun kolam retensi. Jangan sampai dibangun saat banjir melanda," kata Eric.
Baca Juga: Sebagian Cianjur, Jabar Kekeringan Dampak Musim Kemarau
Menurutnya, El Nino sekarang menjadi periode terpanas yang akan berlangsung sampai pertengahan tahun 2024. Sehingga pembangunan kolam retensi menjadi salah satu upaya Pemkot Bandung untuk menghindari bencana akibat El Nino.
Eric mengharapkan, hadirnya kolam retensi bisa dijadikan sebagai area publik dan spot wisata bagi warga sekitar. Di samping fungsi utamanya sebagai konservasi air dan cadangan air saat masa kritis.
"Kota Bandung sudah memiliki beberapa infrastruktur penangkap air tanah, antara lain lebih dari 20 sumur resapan dalam, 647 sumur resapan dangkal, dan lebih dari 3.700 drumpori," tutupnya.