Nasional

Edo TS Meninggal, Baim Wong Sempat Tak Percaya

apahabar.com, MARABAHAN – Meninggalnya Edo TS tak hanya membuat penggemar gamers satu tangan ini merasa kehilangan….

Featured-Image
Baim Wong dan Jess No Limit ketika menjemput Edo TS untuk dibawa berobat ke Jakarta di pertengahan Januari 2020. Foto-Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Meninggalnya Edo TS tak hanya membuat penggemar gamers satu tangan ini merasa kehilangan. Jess No Limit dan Baim Wong pun nyaris kehilangan kata-kata.

Edo yang terkenal lantaran mampu bermain game Mobile Legends dengan satu tangan, meninggal dunia sekitar pukul 15.50 WIB, Kamis (26/3).

Pria bernama lengkap Muhammad Riduan itu meninggal dunia di Jakarta. Dibiayai Jess dan Baim, Edo menjalani terapi penyembuhan kelumpuhan yang diderita sejak kecil.

Selanjutnya jenazah dibawa dari Jakarta dan dimakamkan di Desa Beringin Kecamatan Alalak sekitar pukul 13.30 Wita, Jumat (27/3) sore.

Meninggalnya Edo terbilang mengejutkan, mengingat Jess selalu mempublikasikan kegiatan bersama Almarhum melalui YouTube.

Namun setidaknya selama dua bulan terakhir, Youtuber dengan 9,27 juta followers tersebut tak pernah lagi memposting perkembangan pengobatan yang dijalani Edo.

Kabar meninggalnya Edo pertama kali diketahui dari postingan Syaiful Akbar melalui Instasory. Syaiful merupakan sahabat Almarhum yang menemani hingga ke Jakarta.

Situasi semakin jelas, ketika aktris dan selebriti internet Ria Ricis menyampaikan belasungkawa melalui Instastory.

Penjelasan tentang meninggalnya Edo akhirnya disampaikan Baim Wong melalui akun YouTube pribadi, sekitar pukul 18.30 Wita.

Dalam video berdurasi 8:44 menit itu, Baim duduk diapit Jess, Syaiful dan ayah Edo, Zainudin, menjelaskan bahwa Almarhum mengalami gangguan kesehatan dan sempat berhari-hari dirawat di rumah sakit.

“Setelah Edo masuk rumah sakit, Jess memang tak mau mempublikasikan apapun, lantaran enggan dianggap mengambil keuntungan,” jelas Baim.

“Dari awal kami berniat baik, tanpa maksud tertentu. Ketika memutuskan menjemput Edo, Jess tulus membantu pengobatan sampai tuntas,” tegasnya.

Baim sendiri cukup kaget mendengar kabar Edo masuk rumah sakit, “Kami selalu berpikir Edo bisa sembuh. Cuma Allah berkehendak lain dan Allah lebih sayang Edo,” lirih Baim.

Jess pun tidak berada di rumah sakit, ketika Edo meninggal dunia lantaran harus menyelesaikan pekerjaan.

“Sekitar pukul 15.56 WIB, Syaiful menelepon dan saya langsung menanyakan kabar. Memang hati saya sempat tergetar, sebelum menerima kabar duka itu. Lalu saya menelepon untuk mengabari Baim,” timpal Jess.

Edo diketahui sempat 1 hari berada di IGD, sebelum dirawat selama 51 hari di ICU. Selama seminggu terakhir, kondisi Edo membaik dan dibawa ke ruang perawatan.

“Dua hari sebelum meninggal, semuanya biasa saja dan tak ada sesuatu yang mengganjal,” kenang Syaiful.

“Edo berkeinginan makan macam-macam. Lalu saya menjawab tak hanya makanan biasa, makanan yang mahal 100 kali lipat pun saya beli asal diperbolehkan dokter,” sambungnya.

Baik Jess maupun Baim tidak ikut mengantar jenazah Edo ke Beringin. Pemakaman pun hanya dihadiri keluarga dekat, seiring larangan mengumpulkan banyak orang di tengah ancaman penyebaran Covid-19.

“Kami sebenarnya ingin mengantar jenazah Edo, tapi keadaan tidak mengizinkan. Kami hanya meminta kalau Edo punya salah, mohon dimaafkan dan direlakan,” cetus Baim.

“Setelah Edo meninggal, orang tua dan saudara-saudara Edo maupun Syaiful tetap menjadi bagian keluarga kami,” tandasnya.

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Puja Mandela



Komentar
Banner
Banner