bakabar.com, BANJARMASIN - Duit nasabah BRI di rekening sebesar Rp1,5 miliar raib, terancam tak kembali. Pasalnya, pihak bank merasa bukan kelalaian mereka.
Diketahui, pemilik rekening itu seorang pengusaha dan berdomisili di Martapura, Kabupaten Banjar bernama H Muhammad. Namun terdaftar sebagai nasabah Bank BRI Cabang Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Lantas, Bank BRI Cabang Kandangan telah melakukan penelusuran secara internal terkait raibnya duit H Muhammad, yang baru diketahui korban pada 3 September 2023 tadi.
Melalui keterangan resmi Pimpinan Kantor Cabang BRI Kadangan, I Nengah Budi Harsana, kepada bakabar.com Senin (11/9), menyimpulkan peristiwa itu bukan kelalaian pihak bank. Melainkan akibat kelalaian nasabah itu sendiri.
Dengan demikian, kata Budi, Bank BRI tidak bertanggung jawab atas raibnya duit nasabah tersebut. Mereka juga menyatakan bahwa H Muhammad telah menjadi korban tindak kejahatan penipuan secara online.
"BRI telah melakukan investigasi atas pengaduan yang bersangkutan dan BRI sangat menyesalkan kejadian tersebut, yang bersangkutan merupakan korban tindak kejahatan penipuan online atau social engineering," ujar Budi.
Dikarenakan bukan akibat kelalaian pihak BRI maka, mereka tak memiliki kewajiban untuk mengganti kerugian yang dialami H Muhammad.
"BRI berempati atas hal tersebut. Namun demikian, bank hanya akan melakukan penggantian kerugian kepada nasabah apabila kelalaian diakibatkan oleh sistem perbankan," jelasnya.
BRI kata Budi, senantiasa mengingatkan para nasabahnya untuk selalu berhati-hati. Tak sembarang mengakses aplikasi. Serta mengimbau untuk tetap menjaga kerahasian data pribadi termasuk data perbangkan.
"Termasuk memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan (nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP dan sebagainya) melalui saluran, tautan atau website dengan sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," jelasnya.
BRI juga menghimbau agar nasabah tidak sembarang menginstall aplikasi dengan sumber yang tidak resmi dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Data atau informasi dapat dicuri oleh para fraudster apabila masyarakat menginstall aplikasi dengan sumber tidak resmi yang dikirimkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Pihaknya kata Budi, juga mengimbau hal yang sama ke masyarakat umum bahwa modus penipuan social engineering tersebut juga dapat terjadi di bank manapun.
BRI juga selalu menjaga data kerahasiaan nasabah, dan tidak pernah menghubungi nasabah untuk meminta data rahasia seperti username, password, PIN, maupun kode OTP.
"BRI hanya menggunakan saluran resmi baik website maupun media sosial (verified) sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas melalui laman/akun," pungkasnya.
Meski demikian, itu baru hasil penulusuran dari pihak Bank BRI. Sementara itu, kasus ini masih ditangani Ditreskrimsus Polda Kalimantan Selatan (Kalsel).
Sederet saksi pun diperiksa guna diminta keterangan dalam kasus ini. Tak hanya pelapor, polisi juga turut memeriksa pihak BRI.
"Kami lagi selidiki. Baru beberapa orang (diperiksa). Pelapor, juga termasuk dari pihak bank," ujar Direktur Reskrimsus, Kombes Pol Suhasto, Senin (11/9).
Suhasto bilang, penyidik masih menelusuri bagaimana hingga duit sebanyak itu bisa tiba-tiba raib dari rekening tanpa diketahui si pemilik.
"Dalam waktu sesaat hilang Rp1,5 miliar. Katanya seperti itu. Kami masih pelajari bagaimana perpindahan uang itu," jelasnya.
Baca Juga: Rekening BRI Dibobol, Duit Rp1,5 Miliar Milik Pengusaha di Martapura Banjar Raib
Baca Juga: Polda Kalsel Selidiki Raibnya Duit Nasabah BRI di Rekening Rp1,5 M