Nasional

Uang Nasabah BRI Terkuras 1,5 Miliar, Korban: Saya Tidak Pernah Buka APK Tak Dikenal

H Muhammad, nasabah BRI yang uangnya terkuras Rp1.5 miliar lebih di rekening pribadinya, tidak pernah menginstal APK tak dikenal.

Featured-Image
Bukti traksaksi tak dikenal mencapai Rp1,5 miliar lebih milik nasabah BRI. foto-apahabar.com/Hendra Lianor

bakabar.com, MARTAPURA - H Muhammad, nasabah BRI yang uangnya terkuras Rp1,5 miliar lebih di rekening pribadinya, menegaskan bahwa ia tidak pernah menginstal atau membuka file aplikasi (apk) tidak dikenal di Hp androidnya.

"Saya tahu banget mas soal apk itu. Jika ada chat WA kontak tidak dikenal mengirim link saya abaikan dan saya hapus," ujarnya kepada wartawan di kediamannya di Sekumpul, Martapura, Minggu (10/9/2023) sore.

H Muhammad adalah nasabah BRI Cabang Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Ia berdomisili di Martapura, Kabupaten Banjar.

Sehari setelah kasus ini viral, Pimpinan Kantor Cabang BRI Kadangan, I Nengah Budi Harsana, mengeluarkan keterangan resmi. Mereka menyimpulkan peristiwa itu bukan kelalaian pihak bank, melainkan akibat kelalaian nasabah itu sendiri.

Dengan demikian, kata Budi, Bank BRI tidak bertanggung jawab atas raibnya duit nasabah tersebut. Mereka juga menyatakan bahwa H Muhammad telah menjadi korban tindak kejahatan penipuan secara online.

Terkurasnya uang Rp1.576.482.000 di rekening H Muhammad pada Minggu 3 September 2023. Ia baru menyadari uangnya lenyap pada malam hari, setelah gagal melakukan transaksi dan muncul pemberitahuan sudah mencapai batas limit.

Ia kemudian mencek daftar mutasi, ternyata ada transaksi tidak dikenal sebanyak 42 kali antara jam 03.04 hingga jam 08.16 pagi dengan nominal transfer bervariatif, dari Rp5 juta hingga Rp200 juta.

H Muhammad bertanya-tanya, apakah dia jadi korban hacker atau pihak lainnya. Sebab menurutnya, ada tiga kejanggalan dalam kasus ini.

"Kejanggalan pertama tidak ada sama sekali notifikasi baik itu di SMS banking maupun email," ujarnya.

Kejanggalan kedua, nominal transaksi melebihi limit milik H Muhammad Rp500 juta. "Limit saya 500 juta, tapi nominal transaksi tidak dikenal ini tiga kali lipat dari limit," ucapnya.

Kejanggalan ketiga, tambahnya lagi, jika jadi korban hacker biasanya aplikasi mobil banking tidak dapat dijalankan.

"Kata teman, jika kena hack biasanya aplikasi (mobil banking) error tidak dapat digunakan, tapi ini tetap bisa jalan," ucapnya.

Saat ini, kasusnya sedang diselidiki oleh Ditreskrimsus Polda Kalimantan Selatan (Kalsel). Senin kemarin, H Muhammad dipanggil penyidik untuk dimintai keterangan.

Editor


Komentar
Banner
Banner