bakabar.com, BANJARMASIN – Peningkatan status tanggap darurat banjir di Banjarmasin ternyata tak dibarengi sarana pencarian dan pertolongan yang memadai.
Contohnya saja rubber boat. Jangankan perahu bermesin, Pemkot Banjarmasin rupanya tak memiliki satu pun perahu karet sebagai sarana SAR utama.
"Kita tidak punya alat memberikan pertolongan pertama kepada mereka yang terdampak banjir untuk dievakuasi," ujar Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarmasin, Harliansyah, kepada bakabar.com, Jumat (15/1).
Kondisi tanggap darurat banjir ini baru pertama kali dirasakan oleh Pemkot Banjarmasin. Praktis, tak ada persiapan khusus dari BPBD Banjarmasin.
"Puluhan tahun baru kali ini banjir," katanya.
Mestinya, Banjarmasin mempunyai minimal satu perahu karet. Terlebih, jumlah korban terdampak banjir dan air pasang sangat dominan di beberapa kelurahan.
Di Kelurahan Sungai Lulut, Murung Raya, misalnya. Ketinggian air mencapai sepinggang orang dewasa.
"Perlu evakuasi untuk aktivitas makan dan minum," pungkasnya.
Sebenarnya, BPBD mempunyai perahu lipat berukuran besar. Itu hibah Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Namun, sarana tersebut kini dialihfungsikan untuk membantu korban banjir di Kabupaten Tala.
Hingga sekarang akses menuju Banjarmasin dari lokasi banjir Tala sudah terputus.
"Ditahan di sana karena jalan putus lalu perahu lipat ini tidak bisa pulang," ucapnya.
Atas kondisi itu, pihaknya masih menunggu fasilitas dan sarana prasarana untuk membantu korban banjir.
"Kita berkoordinasi dulu," imbuhnya.
Banjir di Kota Banjarmasin sudah terjadi sejak Kamis (14/1) kemarin.
Hujan mengguyur ibu kota provinsi Kalsel tersebut hampir 12 jam lamanya.
Belakangan, Pemkot Banjarmasin meningkatkan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat banjir.
Bahkan setiap kecamatan hingga kelurahan sudah dibangun posko dan dapur umum.
"Kami menetapkan status Banjarmasin kini tanggap darurat bencana banjir dan air pasang," ujar Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, Jumat (15/1) siang.
Keputusan itu dibuat Ibnu setelah melihat beberapa indikator. Mulai dari perkembangan dan evaluasi debit air, hingga pengungsian di beberapa kelurahan.
"Warga tetap siaga dan seluruh rekanan emergensi sudah kita kerahkan," kata Ibnu Sina.
Secara umum, Pemerintah Provinsi Kalsel sudah menaikkan status siaga darurat menjadi tanggap darurat bencana banjir.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menginstruksikan kepala daerah melakukan langkah-langkah strategis dalam penanganan banjir.
“Segera lakukan langkah-langkah nyata untuk penanggulangan bencana yang dikoordinir oleh BPBD,” ujar Sahbirin, Kamis pagi.
Hingga kemarin, BPBD melaporkan 67.842 jiwa dari 20.541 kepala keluarga di Kalsel ikut terdampak banjir. Banjir kali ini juga mengakibatkan 19.452 rumah terendam.