bakabar.com, TANJUNGSELOR- Sampai hari ini, sudah dua warga di Kalimantan Utara meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD).
Dinas Kesehatan Provinsi Kaltara mencatat, per 26 Januari 2019 lalu didapati 84 kasus positif Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 2 penderita di antaranya meninggal dunia.
“Kepada seluruh warga Kaltara untuk waspada dan berperan aktif dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan gerakan menguras, menutup dan mengubur atau 3M Plus,” ujar Gubernur Kaltara Irianto Lambrie dikutip dalam laman resmi Pemprov Kaltara, Senin (28/1).
Gerakan 3 M, menurut mantan sekretaris provinsi Kaltim ini, untuk membasmi sarang nyamuk Aedes Aegypti. Sebagaimana diketahui, nyamuk jenis ini suka hidup dan berkembang biak di air bersih dan jernih. Juga, aktif di siang hari. Sehingga pada waktu itu masyarakat sangat rawan gigitan nyamuk ini.
Gerakan 3M Plus ini, sambungnya lagi, mesti dilakukan secara kontinu. Caranya, dengan sering menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah penampungan air dan mengubur barang bekas.
“Yang berpotensi menjadi penampungan air dan bisa dijadikan tempat bertelur nyamuk Aedes Aegypti," ujarnya.
Baca Juga:Gubernur: Komplain Jaringan Internet di Kaltara Turun Signifikan
Selain itu, untuk melindungi diri dari gigitan nyambuk, masyarakat disarankan untuk menggunakan semprotan pembasmi nyamuk atau lotion. Berdasarkan laporan kepala Dinkes Kaltara Usman, Irianto mengatakan fogging atau pengasapan telah dilakukan.
Dikoordinatori Dinkes setempat, pemberian bubuk abate ke setiap kabupaten/kota juga telah dibaikan. Sejauh ini, ada 1.200 botol bubuk abate disebar ke seluruh kabupaten/kota di Kaltara
Masih dalam upaya pemberantasan, dalam waktu dekat ini, kata Irianto, tim gerak cepat penanganan DBD akan dibentuk di samping, alat Rapid Diagnostik Test (RDT) juga akan segera didatangkan. “Alat tersebut digunakan untuk mendiagnosa secara cepat DBD,” ujarnya mengakhiri.
Baca Juga: Bupati HSS Minta Masyarakat Waspada DBD
Editor: Fariz Fadhillah