bakabar.com, PALANGKA RAYA â Fifin A Hanyi mantan atlet panahan dan Ririk Novian mantan angkat besi, yang pernah memperkuat Kalimantan Tengah di even nasional mengungkapkan rasa kekecewaan.
Pasalnya pada tahun ini, mereka tidak lagi diberdayakan sebagai tenaga kontrak (tekon) di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Tengah, setelah berganti kepengurusan.
“Kami merasa tidak ada perhatian dari organisasi yang membidangi olahraga. Rasanya tidak adil bagi kami, sebagai mantan atlet,” kata Fifin, Rabu (1/7).
Padahal, Fifin sudah mengabdi di Koni sejak 2006. Tetapi baru kali ini tidak diakomodir sebagai tekon dengan alasan tidak ada anggaran untuk membayar honor.
Menurut Fifin, alasan mereka tidak dilibatkan lagi di KONI, karena formasi hanya untuk 11 orang saja. Tapi anehnya, kenapa bisa memperkerjakan orang baru dari luar.
“Ini yang kami pertanyakan. Orang luar bisa tanpa tes, sedangkan kami yang lama kok dites dan mantan atlit tidak dipertimbangkan,”ujarnya.
Tentu saja, sebagai mantan atlet yang sudah mengabdi 15 tahun lebih, tidak terima dengan keputusan penerimaan pegawai di lingkungan Koni Kalteng.
Fifin menilai penerimaan hanya berdasarkan suka atau tidak suka, tidak profesional, meskipun penilaian secara rangking.
Diakuinya, sebelum dan sesudah seleksi telah menyurati ketua umum Koni Kalteng H Eddy Raya, minta diperhatikan dan dipertimbangkan kembali, namun tidak ada tanggapan.
“Oke kalau ketum KONI dapat mempergunakan hak prerogatifnya untuk orang lain, tapi kenapa untuk kami tidak berlaku. Padahal kami banyak berkorban untuk olahraga Kalteng,” tegasnya.
Kekecewaan senada dikemukakan mantan atlet angkat besi, Ririk. Kendati dirinya bekerja di Koni, tidak selama rekannya Fifin. Tetapi merasa diperlakukan tidak adil.
“Katanya mengurus olahraga, tapi kenapa malah orang yang sudah berkorban waktu dan tenaga untuk KONI Kalteng malah diberhentikan,” imbuhnya.
Sementara Kepala Sekretariat KONI Kalteng, Kudit Maseh menyatakan, pihaknya bukan tidak mau mengakomodir semua tekon di kepengurusan sebelumnya.
Tetapi lantaran, memang anggaran tidak mencukupi untuk menggaji, jika semua diterima. Sebab anggaran saat ini, lebih sedikit, sehingga disesuaikan dengan formasi yang dibutuhkan.
Pada kepengurusan KONI periode lalu, jumlah tekon mencapai 32 orang, sedangkan sekarang lebih ramping hanya 17 orang.
“Saya minta bersabar, kalau memang ketersediaan anggaran dan jika tahun depan beban kerja bertambah, akan menambah lagi tenaga kontrak. Kan yang ini hanya hanya sampai Desember,” pungkasnya.
Editor: Syarif