bakabar.com, JAKARTA – Calon Ketua Umum (Caketum) Nomor Urut Dua BPP HIPMI, Bagas Adhadirgha mengungkapkan dua kunci utama untuk membawa Indonesia menjadi negara maju.
“Indonesia harus mengejar ketertinggalan rasio pengusaha yang baru mencapai 3 persen,” ujar Bagas dalam pemaparan visi misi Caketum BPP HIPMI di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu (16/11).
Salah satu syarat menjadi negara maju adalah harus memiliki rasio pengusaha sebesar 10-14 persen.
Jika ingin mencapai visi Indonesia menjadi negara maju tahun 2045, maka harus ada penambahan 7-8 persen rasio dalam 23 tahun.
Penambahan rasio tersebut, menurut Bagas sangat masuk akal.
Jika melihat dari data kepemilikan Nomor Induk Berusaha yang terus bertambah setiap tahunnya.
“Walaupun secara kualitas masih harus diperbaiki,” ungkap Bagas.
Kunci kedua, mendorong UMKM untuk berani membangun bisnis pada sektor teknologi dan manufaktur.
Kebanyakan negara maju memilik UMKM di sektor teknologi.
Bagas mencontohkan Amerika, yang memiliki UMKM di sektor teknologi.
“Di sana, ibu rumah tangga memiliki UMKM itu di sektor pesawat terbang, dan itu merupakan teemasuk teknologi tinggi,” kata Bagas.
Melalui HIPMI, ia berharap dapat mendorong pengusaha untuk membangun usaha di sektor teknologi.
Sehingga, rasio pengusaha 7-8 persen yang harus dipenuhi Indonesia, memiliki mental di sektor tersebut.
“HIPMI sebagai salah satu inkubator pengusaha nasional harus mampu membekali para anggotanya ke arah teknologi,” ucap Bagas.