Tersangka terduga pembunuh Baiti adalah Maulid Akbar alias Ulid (33). Ia warga kelurahan Rantau Kanan, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin. Ulid diringkus tepat di Desa Batang Kulur, Kandangan HSS.
“Untuk tersangka sudah kami amankan di Polres Tapin. Inisialnya MA kurang lebih 30 tahun, ditangkap siang tadi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Selanjutnya, akan kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap tersangka,” ungkap Kasat Reskrim Polres Tapin, AKP I Kade Dwi Suryawandika.
Cucu Mantan Bupati Tapin Tewas Mengenaskan, Kapolda Kalsel Angkat Bicara!
Saat hendak diamankan, pelaku dilaporkan melakukan perlawanan.
“Membahayakan petugas, sehingga petugas melakukan tindakan tegas terukur dengan melepaskan tembakan di kaki kiri pelaku,” ujar salah seorang petugas.
Sebelumnya, kematian Baiti mendapat perhatian serius dari Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikwanto.
Jenderal bintang dua itu lantas meminta kepada penyidiknya agar mengungkap kasus tersebut.
"Patut diduga, itu (korban) penganiayaan berat sehingga meninggal dunia," ujarnya di Mapolda Kalsel, Jumat (30/4).
Kematian NBR, kata Rikwanto, masuk kasus yang menonjol saat Ramadan ini.
Saat ini, Rikwanto menggaransi jajarannya tengah bekerja ekstra untuk mengungkap kematian NBR.
"Ini perlu pendalaman dari pihak-pihak terdekat, pihak-pihak si korban sendiri, kemudian lingkungan setempat. Ini kita terus dalami," jelasnya.
Belum cukup, metode penyelidikan menggunakan Inafis (Automatic finger print identification system) juga digunakan untuk mempercepat pengungkapan kasus.
"Di samping kita menggunakannya Inafis untuk saintifik investigasinya juga. Dari berbagai macam cara itu mudah-mudahan ada titik terang untuk segera diungkap kasus ini," harapnya.
Kabut misteri, seperti diwartakan sebelumnya, masih menyelimuti kematian NBR yang Desember nanti genap 18 tahun.
NBR yang baru lulus sekolah itu ditemukan pihak keluarga tewas pada Minggu 26 April lalu.
Lokasi penemuan ialah rumah tante korban, yakni Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Rantau Kanan, Tapin Utara.
Sekitar pukul 08.00, jasad NBR terbujur kaku di dekat tempat tidurnya. Sekujur tubuhnya terdapat luka. Telinganya mengeluarkan darah.
Selain itu, prioritas polisi adalah mengautopsi jasad NBR.
"Sekarang kami masih usahakan izin dari pihak keluarga," ujar Kapolsek Tapin Utara, Ipda Subroto Rindang Ari Setyawan, kemarin.
"Kemarin kan baru visum," sambungnya.
Rindang berjanji mengerahkan seluruh kemampuan jajarannya untuk mengungkap kematian NBR.
Tim dari Polda Kalsel bahkan sudah dilibatkan.
"Kita mengerahkan seluruh kemampuan baik SDM maupun peralatan. Saat ini kita sudah di-backup Ditreskrimum Polda Kalsel baik dari segi personel maupun peralatan," ungkapnya.
Sementara, kesedihan mendalam masih dirasakan dua sobat NBR, Eka Rahmawati dan Gita Maulida Hasanah.
Mereka malah tak kuasa menahan air mata ketika menceritakan sosok NBR.
"Ketika mendengar kabar itu, saya sedih dan kaget karena kami sudah bersahabat selama 12 tahun. Menyasak banar (menyesakkan sekali)," ungkap Eka Rahmawati.
"Sehari sebelum kejadian, kami sempat ngabuburit. Almarhum sendiri tidak pernah bercerita kalau memiliki masalah, karena terkenal ceria dan gaul," timpal Gita Maulida.
NBR sendiri adalah putri H Fajar Safari yang menjabat Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tapin. Sementara Fajar Safari merupakan anak mantan Bupati Tapin dua periode H Ahmad Makkie. Ahmad Makkie tercatat pernah menjadi anggota DPD RI periode 2004-2009 dan ketua MUI Kalsel.