bakabar.com, BANJARMASIN – Masalah kebersihan kota di momen Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah tak perlu dikhawatirkan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin telah menyiapkan beberapa strategi agar sampah tidak sampai menumpuk dan menimbulkan kesan kotor.
Kepala Bidang Kebersihan DLH Banjarmasin Marzuki mengatakan, selama libur dan lebaran, 493 petugas kebersihan akan tetap disiagakan. Hanya saja khusus untuk malam hari raya kurban, petugas diberikan upah lembur atas kinerja mereka.
“Upah ini dimaksudkan, agar memberikan penghargaan bagi petugas untuk bisa Lebaran dan silaturahmi dengan sanak keluarga maupun tetangga,” ujarnya saat dihubungibakabar.com, Rabu (7/8/2019).
Nanti, katanya, petugas tersebut akan bekerja lebih ekstra, khususnya di malam takbiran dengan penyisiran di sejumlah tempat sampah yang tersebar di kawasan keramaian.
Lokasi yang dimaksud yakni Jalan H Hasan Basri, Ahmad Yani, Lambung Mangkurat, Piere Tendean, Anang Adenansi, dan lainnya.
Petugas kebersihan akan dibekali armada untuk membantu proses pengangkutan sampah ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Basirih, Banjarmasin Selatan.
"Petugas dibagi menjadi 2 shift untuk mengangkut sampah lalu kemudian ditaruh ke TPA," ujarnya.
Dengan adanya pengangkutan sampah di malam hari,Marzukiberharap saat pelaksanaan salat Ied di pagi harinya, kondisi Banjarmasin sudah dalam keadaan bersih.
Demikian umat Islam yang menjalankan ibadah dan merayakan Lebaran juga merasa nyaman dan aman.
Di sisi lain, ia mengimbau warga kota seribu sungai supaya bertanggung jawab terhadap sampahnya sendiri dengan cara membuang sampah pada tempatnya.
Tak hanya warga, ia juga berharap cara itu diterapkan para pedagang makanan dan minuman yang sedang mencari rezeki di malam takbiran.
Sebelumnya, Marzuki mengimbau masyarakat dan panitia kurban tidak memakai plastik yang tak ramah lingkungan.
Panitia diharapkan menggunakan pembungkus yang lebih ramah lingkungan, seperti daun pisang hingga besek bambu.
“Kami imbau agar panitia kurban menggunakan wadah yang ramah lingkungan, seperti daun pisang, daun talas, besek bambu, besek daun kelapa, besek daun pandan atau bahan ramah lingkungan lainnya yang mudah dijumpai," katanya.
Marzuki menjelaskan, kantong plastik merupakan jenis sampah yang membutuhkan ratusan tahun untuk terurai secara alamiah. Apalagi, kantong plastik hitam yang merupakan hasil proses daur ulang plastik bekas pakai mengandung zat karsinogen dan berbahaya bagi kesehatan.
Sebenarnya, sambungnya, imbauan untuk tak memakai kantong keresek hitam ini sudah digaungkan pemerintah sejak lama.
Baca Juga: Sepanjang Iduladha, Pasukan Kuning Marabahan Tetap Kerja
Baca Juga:Bungkus Daging Kurban, DLH Banjarmasin Tak Anjurkan Pakai Kantong Plastik
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Muhammad Bulkini