bakabar.com, JAKARTA – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, awal pekan, Senin (15/11) berpeluang menguat.
Penguatan kurs rupiah hari ini ditopang surplus neraca perdagangan Oktober 2021 yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Rupiah menguat 23 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.255 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.278 per dolar AS.
“Pasar hari ini akan menunggu publikasi data neraca perdagangan bulan Oktober 2021, yang diperkirakan masih tetap surplus cukup besar sekitar 3,9-4 miliar dolar AS,” kata analis pasar uang Bank Mandiri, Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin.
Menurut Rully, kemungkinan akan ada kenaikan impor karena membaiknya data ekonomi, namun surplus tersebut dinilai masih tergolong tinggi.
Selain itu, rupiah juga akan ditopang oleh prospek ekonomi Indonesia ke depan yang cukup baik.
“Namun memang risiko akan banyak dari sisi global, dengan inflasi AS dan sentimen tapering,” ujar Rully.
Sementara itu, jumlah kasus harian Covid-19 di Tanah Air pada Minggu (14/11) kemarin mencapai 339 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 4,25 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar Covid-19 mencapai 15 kasus sehingga totalnya mencapai 143.659 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 503 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,1 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif Covid-19 mencapai 9.018 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 130 28 juta orang dan vaksin dosis kedua 84,16 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Rully mengatakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.208 per dolar AS hingga Rp14.275per dolar AS.
Pada Jumat (12/11), rupiah ditutup menguat 59 poin atau 0,41 persen ke posisi Rp14.219 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.278 per dolar AS.