bakabar.com, MARTAPURA - Jembatan gantung di Desa Astambul Seberang RT 03, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, yang membentang di atas Sungai Riam Kiwa kondisinya sangat mengkhawatirkan, Selasa (30/11).
Pasalnya, jembatan gantung itu tertabrak serumpun besar bambu dan nyaris putus. Di waktu yang sama, sungai sedang meluap, sehingga jarak antara lantai jembatan dan muka air begitu dekat.
Peristiwa ini terjadi sekira pukul 14.00 Wita. Detik-detik serumpun besar bambu menabrak jembatan gantung itu sempat diabadikan warga melalui video.
Jembatan ini menjadi akses vital yang mengubungkan antara Desa Astambul Seberang dengan Desa Astambul Kota.
Pantauan di lokasi, lantai jembatan berbahan besi itu menjadi miring, antara tiang pondasi dari kayu ulin besar dengan jembatan lepas karena bergeser.
Walhasil, beban jembatan hanya bertumpu pada tali kabel ring baja tersebut, sehingga jembatan makin bergoyang dari sebelumnya saat dilalui berjalan kaki.
Aparat desa setempat sepakat jembatan ditutup untuk pengendara roda dua dan harus melalui jalan alternatif. Sedangkan bagi pejalan kaki, diimbau agar jangan melewati rombongan mengantisipasi jembatan roboh.
Kepala Desa Astambul Seberang, Jamhur, mengatakan tak lama usai dia pulang dari kantor desa ada warganya melaporkan bahwa ada serumpun besar bambu menerjang jembatan tersebut.
"Satu rumpun bambu besar seperti pulau yang menabrak jembatan. Saya langsung ke Kantor Kecamatan untuk melaporkan kejadian ini," ungkap Jamhur menyebut umur jembatan sudah 29 tahun.
Ia menuturkan peristiwa serupa sering terjadi ketika sungai sedang meluap.
“Namun bisa diperbaiki secara swadaya masyarakat. Beberapa tahun lalu Dinas PUPR juga ada memperbaiki dari yang asalnya lantai ulin jadi besi sampai sekarang ini," terangnya.
Ia berharap pemerintah terkait agar bisa cepat melakukan perbaikan, sehingga warga tidak perlu jauh memutar arah untuk menyeberang.
Sementara, Plt Camat Astambul Didi Kurnadi mengatakan pihaknya secepatnya akan berkoordinasi dengan Dinas PUPR guna perbaikan jembatan gantung.
"Ini adalah musibah, kita juga tidak menginginkan. Insyaallah secepatnya akan diperbaiki dan berfungsi normal kembali, saya pikir ini tidak akan memakan dana yang banyak dan mudah-mudahan debit airnya tidak naik terus," ujarnya.