Diskusi Kebangsaan

Diskusi IMM Jabar Ungkap Hubungan Dekat Soekarno dengan Muhammadiyah

IMM melaksanakan diskusi kebangsaan bersama PDIP Jabar. Dalam diskusi tersebut, terungkap Presiden Soekarno punya hubungan dekat dengan Muhammadiyah.

Featured-Image
Ono Surono berpandangan, belum banyak orang tahu tentang sejarah Bung Karno dan Muhammadiyah.

bakabar.com, BANDUNG - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Barat (Jabar) melaksanakan diskusi kebangsaan bersama DPD PDIP. Dalam diskusi tersebut, terungkap jika Presiden RI pertama, Soekarno punya hubungan yang dekat dengan Muhammadiyah.

Founder Monday Media Group, Muhammad Muchlas Rowi mengungkapkan, interaksi Bung Karno dengan Muhammadiyah terjadi sejak remaja.

Tepatnya, saat sang proklamator bersekolah di Hoogere Burgerschool atau HBS (setingkat SMA) di Surabaya. Karena jauh, Soekarno muda memilih indekos di Rumah HOS Tjokroaminoto, dekat dengan HBS. 

Baca Juga: Mahfud Bahas Soekarno dan Lahirnya Pancasila di Turki

Selama tinggal disana, Soekarno muda banyak belajar tentang Al-Quran dan Islam kepada Tjokro dan Ahmad Dahlan. Bung Karno belajar tentang sosialisme Islam dari Tjokroaminoto dan pembaruan serta pentingnya ijtihad dari Ahmad Dahlan

"Peran keduanya sangat penting dalam sejarah Bung Karno memahami Islam," ujar Muchlas.

Menurut dia, Soekarno sepakat dengan dialog KH Ahmad Dahlan mengenai Islam dengan rasional dan kerakyatan. Dari sini, pemikiran Islam Progresif Bung Karno lahir.

Tak hanya pemikiran, Bung Karno bahkan sempat aktif menjadi pengurus Muhammadiyah di Bengkulu, semasa pengasingan. Masa ini adalah puncak hubungan mesra Bung Karno dengan Muhammadiyah.

Baca Juga: Megawati Minta Ganjar Pranowo Memimpin Seperti Soekarno dan Jokowi

Selain aktif sebagai Ketua Dewan Pengajaran Muhammadiyah, Bung Karno juga menikah dengan putri Tokoh Muhammadiyah Bengkulu, Hasan Din.

“Dialah Ibu Fatmwati, perempuan di balik bendera merah putih. Nafas dan gerak Bung Karno pun sejak itu, tak lepas dari hal-hal yang diajarkan Muhammadiyah,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono sangat mengapresiasi agenda ini. Ono kagum dengan hubungan mesra Bung Karno dan Muhammadiyah.

“Ada cerita bagaimana Bung Karno tertarik dengan Muhammadiyah dan setiap gerak dan langkahnya tidak lepas dari hal-hal yang diajarkan Muhammadiyah,” ujar Ono.

Ono juga mengatakan bahwa ketika jelang wafat, Bung Karno meminta jenazahnya kelak diselubungi bendera Muhammadiyah. Bahkan meminta jenazahnya diimami dan disalati Muhammadiyah, Buya Hamka.

“Meski sempat bersitegang, Bung Karno tetap cinta dan hormat kepada Buya Hamka,” tegas Ono.

Ono Surono berpandangan, belum banyak orang tahu tentang sejarah Bung Karno dan Muhammadiyah. Terutama anak muda..

“Anak muda harus memiliki komitmen untuk memegang teguh ‘Jas Merah’ Jangan sekali-kali melupakan sejarah,” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner