bakabar.com, JAKARTA - Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah memeriksa sampel kue "ipau" yakni kue tradisional yang diduga menjadi penyebab keracunan dan menimbulkan korban jiwa di Kota Sampit.
Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi mengatakan mereka sudah menerima laporan, sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut sampel sisa kues tradisional yang diduga berkaitan dengan keracunan.
"Setelah mendapat laporan dari masyarakat, langsung kami tindak lanjuti. Langkah yang kami lakukan yaitu pengambilan sampel sisa makanan dari pasien untuk diperiksa di Labkesda yang mana hasilnya akan keluar tiga sampai lima hari ke depan," kata Umar Kaderi di Sampit, Sabtu (1/4).
Baca Juga: Pedagang Kue Tradisional Khas Banyuwangi 'Patola' Ramai Diburu Pembeli
Dinas Kesehatan telah melaporkan kejadian ini kepada Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mendapat laporan dari masyarakat terkait dugaan keracunan ini pada Kamis (30/3) sekitar 14.00 WIB.
Data sementara, ada sekitar 33 orang warga yang diduga keracunan kue tradisional tersebut. Mereka ada yang ditangani secara mandiri dengan dirawat di rumah dan ada yang di RSUD dr Murjani Sampit.
Sebelumnya, pasien berasal dari Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Kota Besi, Cempaga dan Antang Kalang diduga kebetulan membeli jenis kue yang sama. Pasien mengeluh mual, muntah, diare, lemas, demam dan nyeri perut.
Baca Juga: Viral Kue Oliebollen, Benarkah Dipakai untuk Menenangkan Roh?
Melihat perkembangan saat ini, tidak menutup kemungkinan jumlah pasien akan bertambah. Kabar terbaru, satu orang meninggal dunia.
Hasil penelusuran Dinas Kesehatan, warga membeli kue yang banyak dijual saat Ramadan itu di penjual yang sama yakni di Kecamatan Baamang. Mereka membeli pada 28 dan 29 Maret 2023 dengan secara langsung maupun melalui online.
Warga yang mengonsumsi kue tersebut diduga keracunan dan sebagian dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit pada Rabu (29/3). Sebagian sudah ada yang diperbolehkan pulang, namun ada pula yang masih dirawat. Satu orang warga meninggal dunia.
Dinas Kesehatan masih menunggu hasil laboratorium terkait pemeriksaan sampel kue ipau tersebut untuk mengetahui apa penyebab keracunan tersebut.
"Kami juga sudah menyampaikan ke pemilik warung agar sementara waktu tidak menjual kue ipau sampai hasil pemeriksaan keluar," tukasnya