Kalteng

Dinas PUPR Kalteng Lakukan Pemeliharaan Jembatan Kahayan

apahabar.com, PALANGKA RAYA – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalimantan Tengah mulai 7 hingga…

Featured-Image
Dinas PUPR melakukan pemeliharaan terhadap Jembatan Kahayan. Foto-Antara

bakabar.com, PALANGKA RAYA – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalimantan Tengah mulai 7 hingga 16 Oktober 2019 melakukan pemeliharaan Jembatan Kahayan, yang menghubungkan Kota Palangka Raya dengan sejumlah kabupaten di Daerah Aliran Sungai Barito.

Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Kalteng, Rizky Bajuri, mengatakan langkah itu dilakukan karena jembatan Kahayan sudah 17 tahun tidak pernah dilakukan perbaikan dan pemeliharaan.

“Adapun yang dilakukan yakni, membongkar dan mengganti mortar sebagai dudukan elastomer bearing, serta elastomer bearing pada pilar P5 dan P6. Dan, sekalipun dilakukan perbaikan, jembatan tetap bisa dilalui,” katanya di Palangka Raya, Rabu (09/10).

Mengenai beredarnya informasi bahwa jembatan Kahayan ditutup total untuk sementara waktu, dinyatakan Rizky tidak benar dan tetap dapat dilalui. Sebab, pihaknya melakukan perbaikan dan pemeliharaan tersebut hanya dari pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB.

Pemilihan jam memperbaiki itu karena arus lalu lintas di jembatan Kahayan relatif sedikit dibandingkan jam lainnya. Namun, karena ada sejumlah kendaraan berada di pinggir jembatan Kahayan yang bertugas membantu perbaikan, maka arus lalu lintas sedikit terganggu.

“Jadi, nanti kendaraan yang melintas di Jembatan Kahayan itu bergantian. Misal, dari Palangka Raya yang ingin ke DAS Barito, dipersilahkan lewat terlebih dahulu. Setelah itu, bergantian dari arus sebaliknya. Itu saja sebenarnya, bukan ditutup,” ucapnya.

Dinas PUPR Kalteng pun telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi untuk membantu mengatur lalu lintas selama Jembatan Kahayan diperbaiki. Dengan begitu, masyarakat yang akan melintasi jembatan tersebut tidak ada gangguan.

Dia mengatakan bahwa perbaikan dan pemeliharaan itu sangat diperlukan, agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan dikemudian hari. Apalagi keberadaan jembatan tersebut sangat penting dan intensitas lalu lintasnya relatif tinggi.

“Karena mempertimbangkan itulah, kami melakukan pengerjaan dari pukul 8-11 siang. Jadi, tidak terlalu mengganggu aktivitas masyarakat. Dan, jembatan pun tetap bisa dilalui,” pungkas Rizky.

Baca Juga: Jalan Lemo-Batapah Jadi Pilihan Warga Barut Jika ke Palangka Raya

Baca Juga:3 Unsur Pimpinan DPRD Kabupaten Kobar Dilantik Jadi Ketua Definitif

Baca Juga: Cemburu Buta, Suami di Teweh Hajar Istri hingga Bonyok

Baca Juga: Menyanggar, Ritual Adat Dayak yang Masih Lestari

Sumber: Antara
Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner