bakabar.com, JAKARTA - Berpulangnya KH. Prof. Ali Yafie meninggalkan duka bagi Din Syamsuddin. Mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini pun menyesal tak sempat menjenguk sang rekan.
Kendati begitu, Din pun mengenang sosok Ali sebagai ulama yang fakih atau mempunyai wawasan pengetahuan keislaman yang luas.
Sekadar tahu, KH. Prof. Ali Yafie menjabat Ketua Umum MUI periode 1990-2000. Ia wafat di usia 96 tahun pada Sabtu (25/2) malam tepat pukul 22.13 WIB.
"Bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, kehilangan seorang tokoh ulama KH. Prof. Ali Yafie. Sebagai sekretaris MUI waktu itu saya menyaksikan almarhum adalah seorang ulama yang fakih, mempunyai wawasan pengetahuan keislaman yang luas," ujar Din, Minggu (26/2) dikutip dari Antara.
Baca Juga: 15 Ulama Kalsel Mendapat Penghargaan di Peringatan Seabad NU
Mendiang Prof Ali, sambung Din, juga merupakan seorang ulama yang fasih menjelaskan realitas sosial-politik umat atau bangsa. "Beliau memiliki sikap teguh dalam prinsip istiqamah dan amanah," tuturnya.
Sudah cukup lama KH. Prof. Ali Yafie mengalami sakit dalam usianya yang sudah lanjut. Semoga, sambung Din, sakitnya tersebut telah menjadi sarana penggugur dosa.
"Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu 'anhu. Menyesal belum sempat menjenguk beliau dan bertakziyah ke rumah duka, karena sedang berada di Oran, Aljazair, untuk menghadiri sebuah konferensi," katanya.
KH. Prof. Ali Yafie menjabat Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada 1991-1992. Jenazah almarhum akan dibawa ke rumah duka di Kompleks Menteng Residence, Jalan Menteng V Blok FC 5 No 12, Sektor 7 Bintaro Jaya.
Baca Juga: Sederet Ulama Nasional Bakal Hadiri Haul Guru Sekumpul ke-18
Rencananya, almarhum dimakamkan pada Minggu, 26 Februari 2023 selepas shalat Dzuhur di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Almarhum KH Ali Yafie sempat dirawat pada Senin (13/2), karena gangguan paru-paru dan jantung. Setelah dirawat beberapa hari, kondisi Kiai Ali Yafie sempat dikabarkan membaik pada saat dijenguk Wakil Presiden RI yang juga Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof KH Ma’ruf Amin, Kamis (16/2)