bakabar.com, BANJARBARU– Syaifullah Tamliha dilengserkan dari jabatan wakil ketua Komisi IV DPR RI. Legislator asal Kalimantan Selatan ini dikenal sebagai loyalis Suharso Monoarfa.
“Ngapain melawan. Saya tidak pernah meminta jabatan. Menjadi pimpinan Komisi V juga atas perintah partai ketika itu,” ujar Tamliha kepada bakabar.com, Selasa (13/9).
Syafullah Tamliha mengaku lebih santai dan legawa. “Alhamdulilah, amanah semakin berkurang,” katanya via seluler.
Apakah akan melawan dengan pencopotan jabatan itu? Tamliha menjawab sekali tidak tidak. Mardiono, kata dia, sedianya ingin islah atau berdamai dan menghindari konflik.
“Tapi kok malah copot mencopot,” imbuhnya.
Tamliha mengaku dari dulu juga tidak punya minat jadi pimpinan komisi, melainkan atas perintah partai.
Sekalipun konflik pendapat jangan sampai berujung konflik personal. “Tentu masing-masing memiliki cara berdemokrasi,” ujarnya.
Tamliha adalah kader ideologis NU. Ia selalu ingat dengan pesan tokoh muda NU almarhum Subhan: demokrasi dibunuh oleh orang-orang yang mengaku dirinya demokratis, dengan cara seolah-olah demokratis dan dalam forum yang seolah-olah demokratis.
“Ini yang terjadi hari ini dalam tubuh partai saya, PPP,” paparnya.
Duit, menurutnya, tidak akan pernah mempersatukan orang. Dua saudara bisa saling membunuh karena berebut warisan 'ghanimah'.
“Hanya ideologi atau iman yang bisa mempersatukan orang,” tandasnya.
Seperti diwartakan Sindonews, tak butuh waktu lama, PPP di bawah kepemimpinan Plt Ketua Umum Muhammad Mardiono langsung bersih-bersih internal.
Tamliha yang dkenal sebagai salah satu loyalis Suharso Monoarfa, dilengserkan dari jabatan Wakil Ketua Komisi V DPR.
Pencopotan Syaifullah Tamliha diketahui dari agenda yang dibagikan Biro Pemberitaan DPR RI. Posisinya akan digantikan oleh Muhamamad Iqbal.
“11.00 WIB Komisi V Penetapan pimpinan Komisi V DPR RI dari Fraksi PPP semula H. Syaifullah Tamliha, S. Pi., M. Si digantikan oleh H. Muhammad Iqbal, S. E., M. Com,” tulis agenda DPR RI per hari Selasa, 13 September.
Agenda ini dibenarkan oleh Ketua Fraksi PPP DPR RI Amir Uskara, saat dikonfirmasi perihal kabar tersebut. Namun, ia membantah jika rotasi tersebut merupakan upaya untuk memangkas loyalis Suharso, tapi dalam rangka memaksimalkan kinerja seluruh anggota Fraksi PPP.
“Maaf tidak ada hubungannya dengan pengesahan Plt Ketua Umum, semata mata kami ingin memaksimalkan kinerja seluruh anggota Fraksi PPP yang jumlahnya terbatas,” kata Amir saat dikonfirmasi, Selasa (13/9).
Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP PPP ini juga mengaku bahwa rotasi ini merupakan hal rutin yang dilakukan di Fraksi PPP. “Rotasi ke anggotaan di alat kelengkapan dewan rutin kami lakukan,” terang Wakil Ketua Komisi XI DPR itu.