bakabar.com, KUALA KAPUAS – Naiknya harga kedelai saat ini juga dikeluhkan pembuat tempe dan tahu di Kabupaten Kapuas, Kalteng.
Mahalnya harga kedelai membuat pengrajin tempe dan tahu di Kapuas harus berpikir keras.
Sebab, di tengah kondisi sekarang, untuk ikut menaikkan harga jual tidak mungkin. Khawatir tidak laku.
Lantas, mereka terpaksa harus mengurangi volume timbangan bahan baku tempe dan tahu yang diolahnya.
“Volume timbangannya kita kurangi, soalnya kalau menaikkan harga tidak mungkin di pasaran karena banyak yang komplain kalau harga tempenya naik,” kata Asep Usman pengrajin tempe di Kota Kuala Kapuas, Senin (4/1).
Menurut Asep Usman, harga kedelai sebelumnya dibelinya di Banjarmasin Rp 7.600 perkilogram.
Namun sekarang harganya naik menjadi Rp 9.600 perkilogram.
“Kenaikan harga kedelainya tinggi sekali mendekati sepuluh ribu perkilogram. Saya harap pemerintah bisa menurunkan harga kedelai supaya penghasilan kami tidak minus,” harap Usman.
Sementara itu Plt Kepala Disdagperinkop Kapuas, Batu Panahan mengatakan, harga tahu dan tempe di pasar induk Kapuas masih relatif stabil atau tidak mengalami kenaikkan.
“Untuk sementara ini di Kapuas, setelah kami lakukan pemantauan di lapangan, untuk harga tahu dan tempr masih relatif stabil,” katanya di Kuala Kapuas, Senin (4/1)
Menurut Batu Panahan masih stabilnya harga tahu dan tempe di pasaran karena untuk bahan baku kedelainya masih ada yang menggunakan stok lama.
“Sehingga belum terjadi adanya kenaikkan harga yang signifikan untuk tahu dan tempe, karena sebagian pengrajin masih menggunakan bahan baku kedelai stok lama,” pungkasnya.