bakabar.com, MARABAHAN - Disambar api dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla), sejumlah ruangan SDN Bahandang 1 di Desa Bahandang, Kecamatan Jejangkit, Barito Kuala (Batola) rata dengan tanah, Rabu (27/9).
Api yang berkobar mulai pukul 13.30 Wita, menghanguskan 2 rumah dinas guru, 2 WC, 3 ruang kelas dan sebuah gudang.
Berdasarkan keterangan warga, api datang dari lahan kayu galam di belakang bangunan.
Baca Juga: Karhutla di Puntik Tengah Batola, Picu Kemacetan Jalan Banjarmasin-Marabahan
Selanjutnya si jago merah mulai menggila akibat tiupan angin, lalu membakar bangunan rumah dinas yang sudah lama tidak ditempati. Baru kemudian melalap ruangan lain.
Di sisi lain, semua guru dan siswa sudah pulang. Sementara tidak banyak warga pria di sekitar tempat kejadian, karena beberapa di antaranya sedang bekerja.
Adapun kejadian tersebut tidak diduga masyarakat sekitar. Terlebih sebagian lahan di belakang sekolah, sedianya telah terbakar beberapa pekan sebelumnya.
"Semalam sebelum kejadian, sebenarnya api masih jauh. Kami berpikir api tak mendekat lagi, karena sebagian lahan di belakang sekolah sudah terbakar," papar Sudarji yang tinggal di dekat sekolah.
"Ternyata siang hari, kemungkinan terdapat kalalatu (sisa kebakaran yang bertebaran di udara) terbawa angin dan jatuh di dekat belakang sekolah," sambungnya.
Bersama warga lain bernama Saipullah, Sudarji sempat berusaha memadamkan api menggunakan mesin alkon milik desa. Namun api sudah terlanjur membesar, ditambah angin cukup kencang.
Untungnya api tidak sempat melalap 3 ruangan yang tersisa, setelah personel Polsek Jejangkit, Koramil Mandastana, BPBD dan relawan pemadam berdatangan. Api pun dapat dipadamkan sekitar pukul 15.30 Wita.
"Ketika kami meninggalkan sekolah sekitar pukul 13.00, asap memang cukup pekat. Namun titik api masih cukup jauh berada di belakang sekolah," papar Gazali Rahman, Kepala Sekolah SDN Bahandang 1.
Baca Juga: Dampak Karhutla di Alalak Batola, Warga Kompleks HBI Alami Sesak Napas
Dari 17 kecamatan di Batola, dampak karhutla paling terasa di Jejangkit. Tercatat hingga 24 September 2023, lahan yang terbakar sudah seluas 212,45 hektare dengan 37,75 hektare di antaranya berada di Bahandang.
"Untuk mencegah luasan karhutla, kami meminta kepada pemerintah desa untuk menambah alat pemadam kebakaran dalam anggaran perubahan APBDes," ungkap Camat Jejangkit, Muhammad Didik Kaharudin, seusai meninjau lokasi kebakaran di Bahandang.
"Diharapkan mesin pemadam portable, sehingga bisa dimobilisasi ke area yang sulit terjangkau," pungkasnya.