Tak Berkategori

Dikritik Akibat Lintasi Jembatan Alalak, Berikut Sejarah HDCI di Indonesia

apahabar.com, BANJARMASIN – Dikritik akibat melintasi Jembatan Sungai Alalak yang belum diresmikan, Harley Davidson Club Indonesia…

Featured-Image
Rombongan HDCI Indonesia Rally 2021 bikin heboh, karena melintasi Jembatan Sungai Alalak yang belum diresmikan. Foto: Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Dikritik akibat melintasi Jembatan Sungai Alalak yang belum diresmikan, Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) memiliki sejarah yang cukup panjang.

Dalam beberapa hari terakhir, komunitas motor gede alias moge bikinan Amerika Serikat itu mendapat sorotan negatif warga Kalimantan Selatan.

Penyebabnya mereka dapat melintasi Jembatan Sungai Alalak yang belum diresmikan, ketika masyarakat umum justru belum diperbolehkan menikmati fasilitas itu.

Rombongan yang melintas adalah peserta HDCI Indonesia Rally 2021. Mereka singgah di Banjarmasin, setelah melakukan perjalanan dari Makassar, Toraja, Lasusua, Kendari, Kolonobale, Poso, Palu dan Balikpapan.

Setibanya di Banjarmasin, mereka melanjutkan perjalanan menuju Sampit, Sandai, Singkawang dan finis di Pontianak.

Selain turing bersama, mereka juga membawa misi memperkenalkan wisata di daerah tujuan dan bakti sosial.

Mengambil jurnal yang diterbitkan Universitas Atma Jaya, Harley Davidson masuk ke Indonesia sejak 1920 yang dipelopori Belanda sebagai kendaraan operasional.

Tampilan Harley ini Davidson kemudian membuat banyak orang, terutama kalangan kelas atas, mulai jatuh cinta.

Imbasnya sejak awal 1950, sudah banyak Harley Davidson yang berseliweran di kota-kota besar, khususnya Jakarta.

Maklum sudah terdapat beberapa importir yang mendatangkan Harley Davidson dari beberapa negara, termasuk dari Amerika Serikat.

Bahkan di akhir 1964, Harley Davidson WLA Army menjadi kendaraan operasional Polisi Militer di matra Laut, Udara dan Darat.

Lantas sekitar 1958, bermunculan komunitas Harley Davidson di Bogor dan Bandung. Beberapa tahun berselang, berdiri Harley Davidson Club Djakarta (HCD) dan Harley Davidson Club Bandung (HCB).

Kedua komunitas itu disebut-sebut sebagai embrio HDCI yang resmi berdiri sejak 28 Mei 1990.

Orang-orang yang berada di belakang pendirian HDCI adalah A Sentani, Letjen TNI Dading Kalbuadi, Marsda TNI Ibnu Soebroto, Indrojojo Kusumo Negoro (Indro Warkop), dan Kolonel Polisi Pur Suherman.

Misi pembentukan organisasi ini antara lain membantu mengembangkan kegiatan hobi otomotif, mempromosikan pariwisata, serta kegiatan sosial kemasyarakatan.

Periode pertama yang menjabat sebagai ketua umum HDCI adalah Ibnu Soebroto, dilanjutkan Hindarto, A Sentani hingga Letjen TNI (Purn) R Soeyono.

Selanjutnya Komjen (Purn) Nanan Soekarna yang menjadi ketua hingga 2021, sebelum digantikan Irjen Pol Teddy Minahasa Putra.

Komunitas ini sebenarnya memiliki banyak sekali kegiatan positif mulai dari bantuan kepada korban banjir, gempa dan tsunami, dan beraneka kegiatan sosial lain.

Namun juga terselip sedikit kontroversi yang dilakukan oknum komunitas maupun pengendara perseorangan.

Salah satunya ketika sejumlah pengendara Harley Davidson, tertangkap kamera melaju di jalur busway di Jakarta.



Komentar
Banner
Banner