Kalsel

Dikeroyok karena Rokok, Kakek Viral di Landasan Ulin Tak Ditanggung BPJS

apahabar.com, BANJARMASIN – Usai dipukuli sejumlah pria lantaran meminta rokok, Basri kini harus tergolek lemah di…

Featured-Image
Kakek Basri ketika masih dalam perawatan. Foto-dok

bakabar.com, BANJARMASIN – Usai dipukuli sejumlah pria lantaran meminta rokok, Basri kini harus tergolek lemah di IGD RSUD Idaman Banjarbaru, Rabu (18/11).

Namun begitu penanganan medis pria 70 tahun itu rupanya tidak tercover Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Alasan RSUD Idaman lantaran Basri adalah korban penganiayaan.

"Jadi kata doktor itu kemungkinan dioperasi dan BPJS tidak menjamin suami saya korban penganiayaan," ujar Istri Basri, Isur, kepada bakabar.com.

Karenanya, Isur berharap ada uluran tangan dari donatur guna meringankan beban perawatan suaminya.

Termasuk membantu kebutuhan rumah tangganya. Diketahui dalam rumah tangga, Isur hanya sendiri yang bekerja.

Isur menjual kue untuk memenuhi semua keperluan keluarga. Di dalam rumah, dia beserta 3 orang anaknya. Salah satu anaknya memiliki keterbelakangan mental.

"Semoga yang sudah menyumbang mudahan tambah rezeki, sehat dan usahanya lancar," harapnya.

Di sisi lain Isur bercerita kali terakhir ketemu suaminya pada Selasa (17/11) malam.

Kala itu dirinya sedang membuat kue di dapur. Saking asiknya, Isur tak melihat batang hidung suaminya lagi di dalam rumah sejak pukul 03.00 Wita.

"Kita bersama kawan langsung mencari keluar. Dua kali keluar tapi tidak ketemu," pungkasnya.

Dari informasi warga, Basri dilaporkan berada di pinggir jalan. Saat disambangi, sekitar pukul 07.00, wajah pria renta itu sudah penuh dengan darah. Dan luka lebam.

"Dicari ke sana langsung dibawa polisi sudah ke IGD," pungkasnya.

Sejurus kemudian Isur memanggil ojek pangkalan untuk mengantarnya ke IGD RSUD Idaman Banjarbaru.

Namun lantaran biaya perawatan mahal karena tidak dijamin BPJS Kesehatan. Dirinya memilih untuk membawa suaminya pulang ke rumah. Beruntung, terdapat donatur yang menanggung semuanya.

Adalah Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda (BPP HIPMI) Mardani H Maming (MHM).

"Jadi dia berkata saya tidak usah memikirkan biaya. Alhamdulillah begitu jawabku," ulangnya.

MHM langsung meminta Fazrul Rahman bergerak mencari informasi keberadaan sang kakek guna memberikan bantuan.

Isur dan Basri tinggal di kawasan Liang Anggang, Kota Banjarbaru. Tepatnya di sebuah rumah 4×4 meter berdinding triplek yang agak jauh dari permukiman warga. Rumahnya 550 meter dari Jalan Golf. Tepat di seberang Misbahul Munir.

Tak mendapati Basri di rumah, Fazrul bergegas memberikan titipan bantuan dari MHM senilai Rp10 juta di RS Idaman Banjarbaru, siang tadi.

"Mudah-mudahan bantuan ini bisa meringankan beban biaya pengobatan dan kebutuhan sehari hari keluarga sang kakek," ujar Fazrul.

Dikonfirmasi, Kepala Seksi Pelayanan Medik RS Idaman, dr Siti Ningsih membenarkan jika Basri tak masuk dalam tanggungan BPJS.

“Jika kasus penganiayaan maka BPJS secara aturan tidak akan menanggung. Jika tabrak lari, asal diurus laporan polisi maka kemungkinan bisa pakai jasa raharja,” jelasnya.

Sementara ini, Ningsih menuturkan pihaknya masih mendiagnosis penyakit Basri.

“Saya belum tahu, karena hasil anamnesisnya simpang siur,” ujarnya.

Di sisi lain, bantuan terus mengalir untuk Basri, kakek asal Landasan Ulin yang viral karena menjadi korban pengeroyokan.

Waspada Penipuan

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya

HALAMAN
1234
Komentar
Banner
Banner