Sport

Dihujani Empat Kartu Merah, Bandung United Hadiahi Wasit Liga 3 Aplaus Meriah

apahabar.com, SURABAYA – Bukan dikejar-kejar lalu dipukuli, pemain Bandung United memberikan aplaus meriah kepada wasit yang…

Featured-Image
Pertandingan Bandung United versus Farmel FC di Stadion Jala Krida ALL Surabaya yang diwarnai empat kartu merah dan penalti. Foto: Republika

bakabar.com, SURABAYA – Bukan dikejar-kejar lalu dipukuli, pemain Bandung United memberikan aplaus meriah kepada wasit yang menghukum mereka dengan empat kartu merah.

Kejadian itu tersaji di matchday kedua babak 32 besar Liga 3 Nasional antara Bandung United melawan Farmel FC di Stadion Jala Krida ALL Surabaya, Minggu (20/2) sore.

Bandung FC yang merupakan klub binaan Persib Bandung, sudah mendapat kartu merah di menit 51 yang diterima Saiful akibat protes.

Lantas di menit 61, wasit Andri Novendra membuat Bandung United bermain dengan sembilan pemain, setelah mengusir Rizki Arohman.

Kemudian di menit 88, giliran kiper Satrio Azhar yang diganjar kartu merah, karena dianggap melanggar lawan dalam duel udara. Selain memberikan kartu merah, wasit juga menunjuk titik penalti.

Tidak hanya kiper, kapten Andri Febriansyah juga diusir keluar lantaran dianggap protes terlalu keras, sehingga Bandung United menyisakan tujuh pemain.

Pemain yang menjadi kiper dadakan, Arsan Makarin, sebenarnya bisa memblok tendangan penalti Ikhsan Ilham. Namun dengan cepat Ikhsan menyambar bola dan memasukkan ke gawang.

Seusai gol itu, semua pemain Bandung United tampak memberikan gestur tepuk tangan dan berjalan beriringan di belakang Ikhsan Ilham.

Tak lama berselang, Farmel FC kembali melakukan serangan. Namun sebagai bentuk kekecewaan kepada wasit, pemain Bandung United membiarkan bola sepakan Kamal masuk ke gawang.

Imbas kekalahan 0-3, Bandung United tertahan di peringkat tiga klasemen grup X Liga 3 Nasional dengan 1 poin. Sedangkan Farmel FC berada di puncak klasemen dengan 6 poin dan memastikan satu tiket ke babak selanjutnya.

Meski begitu, semua pemain dan ofisial Bandung United yang berada di lapangan maupun bench, kembali memberikan tepuk tangan kepada wasit setelah pertandingan berakhir.

Pelatih Bandung United, Lukas Tumbuan, juga terlihat hendak menyalami wasit. Namun wasit terkesan menghindar dan justru berlari ke arah ruang ganti.

Kontroversi Kedua

Aksi tersebut jauh berbeda dengan protes yang dilakukan klub-klub Liga 3 Nasional lain.

Dari beberapa kasus serupa, tak sedikit pemain dan ofisial melakukan tindakan kekerasan kepada wasit sebagai bentuk kekecewaan.

Kendati sudah melancarkan protes dengan cara elegan di lapangan, Bandung United tetap mengirimkan surat protes resmi kepada PSSI.

Seperti dilansir Republika, mereka menyertakan buktikeputusan wasit yang merugikan dalam lima kejadian di lapangan.

“Surat ini dibuat bukan karena Bandung United kalah, melainkan semua berdasarkan data dan fakta di lapangan. Semoga menjadi pertimbangan PSSI, PT LIB, dan Komdis PSSI,” demikian kutipan salah satu isi surat.

Uniknya ini merupakan kejadian kedua dalam pertandingan Farmel FC. Sebelumnya di babak 64 besar, klub dari Banten ini juga dianggap diuntungkan wasit dalam pertandingan melawan NZR Sumbersari.

Keputusan wasit memberikan penalti di pengujung pertandingan, menyulut emosi sejumlah pemain NZR Sumbersari.

Selanjutnya wasit dikejar-kejar di tengah lapangan dan nyaris menjadi sanksak hidup. Buntut dari kericuhan ini, matchday ketiga atau terakhir ditunda dan tak lagi digelar di Stadion Gajayana.



Komentar
Banner
Banner