bakabar.com, MARABAHAN – Sukses dengan janda, Desa Danda Jaya di Kecamatan Rantau Badauh sedang memprogramkan pengembangan Janda Ayu bersama Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Banjarmasin.
Janda di Danda Jaya bukan perempuan yang sudah ditinggal suami, melainkan kependekan dari jamur danda.
Mulai ditanam selama lima tahun terakhir, jamur dari jenis tiram tersebut cukup sukses memberi pemasukan tambahan untuk petani setempat, selain bertanam padi dan hortikultura lain.
Pencapaian itulah yang menarik Uniska untuk ikut berpartisipasi. Melalui Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), mereka menjalin kerja sama dalam program Jamur Danda Jaya Berbasis Agrobisnis Yang Unggul atau disingkat Janda Ayu.
“Kerja sama ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat yang menjadi fungsi perguruan tinggi, selain pendidikan dan penelitian,” ungkap Rektor Uniska, Prof Abdul Malik, Jumat (28/8).
“Melalui kerjasama yang sudah ditandatangani bersama, inovasi di kampus dapat ditularkan kepada masyarakat. Tak cuma mahasiswa, dosen-dosen juga dilibatkan,” imbuhnya.
Di antara 195 desa di Barito Kuala, Danda Jaya cukup menonjol. Mereka bahkan mendapat penghargaan Proklim Tingkat Utama 2019 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Terdapat beberapa inovasi yang bisa diaplikasikan, seperti packaging, penanaman dan lain-lain agar pengembangan jamur tiram di Danda Jaya semakin baik,” papar Abdul.
“Pun pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan yang tak terdampak pandemi, sehingga diperlukan beberapa penguatan agar tetap bisa menopang pendapatan masyarakat,” sambungnya.
Danda Jaya sendiri menjadi salah satu dari puluhan desa binaan pertama Uniska. Namun dalam lingkup Fisip, Danda Jaya menjadi yang perdana.
“Oleh karena kerjasama ini berkelanjutan, fokus kedepan tak cuma jamur tiram. Perhatian juga ditujukan kepada administrasi dan pariwisata,” timpal Murdiansyah Herman, Dekan Fisip Uniska.
“Memang jamur sudah menjadi ikon, tetapi banyak potensi lain yang dapat dikembangkan di Danda Jaya. Salah satunya tanaman hias,” tandasnya.
Editor: Puja Mandela