bakabar.com, BANJARMASIN – Owner Soto Banjar Ninik Acil, Ratih Windania diduga menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY-182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1) kemarin.
Sebelumnya pesawat berusia 26 tahun itu dikabarkan hilang kontak tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Nahasnya, wanita keturunan Kandangan Kalsel itu dikabarkan sedang hamil 5 bulan. Bahkan sang suami sudah menunggu di Bandara Pontianak.
“Adik saya lagi hamil 5 bulan, suaminya nunggu di Pontianak. Semua ada di pesawat itu, saya sekarang tinggal pasrah, serahkan semua sama Allah,” ucap sang kakak Irfansyah Riyanto dilansir dari akun YouTube Beepdo.com.
Dia mengingat momen saat sang adik, Ratih Windania melambaikan tangan ucap perpisahan terakhir di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (9/1).
Sembari menangis, Irfan mengaku akan melakukan apapun demi membuat orang tua dan adiknya selamat dari musibah tersebut.
Video Ratih Windania viral beberapa saat setelah kabar kecelakaan pesawat Sriwijaya SJ-182 sekira pukul 14:40 WIB.
Belum hilang di instastory Instagramnya, Ratih memperlihatkan momen perpisahan bersama keluarga besarnya.
“Dadah kita pulang dulu ya,” begitu kiranya ucapan Ratih di video tersebut.
Irfan mengaku mengantar Ratih dan orang tuanya ke Bandara untuk kembali ke Pontianak.
Seharusnya, kata Irfan, orang tuanya terbang pukul 07:00 WIB pagi hari Sabtu.
“Tapi karena ada peralihan. Jadi kita itu jalan dari Bandung Jumat, sampai Jakarta malam, berharap paginya terbang,” katanya.
Namun, dia mengaku jadwal penerbangan orang tua dan adiknya dipindahkan pukul 13:00 WIB.
“Dalam pesawat itu ada bapak, ibu, adik, keponakan saya dua orang, nah itu jadwalnya hari Sabtu digeser ke 13:30 WIB,” tuturnya.
Dia mengaku membantu mengurus semua persiapan orang tua dan adiknya pulang ke Pontianak.
Mulai dari mengantar ke bandara, cek in, sampai urusan bagasi.
“Sudah selesai, orang tua saya tinggal masuk ke dalam,” bebernya.
Setelah orang tua dan adik naik pesawat, Irfan mendapat kabar duka pada pukul 16:00 WIB.
“Pas saya lihat manifes ada semua,” sebutnya.
Dia tak mempunyai firasat apapun akan ditinggal orang tua dan adik serta keponakan untuk selama-lamanya.
“Sebelumnya tak ada firasat apa-apa,” pungkasnya.
Bersama 4 Anggota Keluarga Lain
Ratih Windania merupakan perempuan berdarah Banjar.
Dia cicit dari pensiunan TNI-AD, kelahiran Kandangan, Kalimantan Selatan, bernama Ustadz H. Syahrani Bajuri (Alm).
“Informasinya demikian, mantan pensiunan TNI- AD,” ucap salah seorang kerabat dekat yang enggan disebutkan namanya kepada bakabar.com via WhatsApp, Minggu (10/1) siang.
Nahasnya bukan hanya Ratih Windania yang diduga sebagai korban pesawat Sriwijaya Air SJY-182 rute Jakarta – Pontianak.
Namun juga terdapat anggota keluarga lain keturunan Almarhum Ustadz Syahrani Bajuri diduga sebagai korban.
Di antaranya Rahmawati, anak dari mendiang Ustadz Syahrani Bajuri. Lalu, Toni Ismail sebagai menantu.
Kemudian Atar Rizki Riawan juga sebagai cicit.
Terakhir, ada nama Yumna Fanisyatuzahra sebagai buyut.
“Nama penumpang pesawat Sriwijaya keturunan Ustadz Syahrani Bajuri ada ada 5 orang,” pungkasnya.