Tak Berkategori

Di Tengah Pandemi, Audisi Atak Diang Batola Dimulai

apahabar.com, MARABAHAN – Berlangsung di tengah pandemi, antusiasme peserta Atak Diang Barito Kuala 2020 tidak menurun….

Featured-Image
Peserta audisi Atak Diang Batola menjalani wawancara di Aula Mufalatt Marabahan. Foto-apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Berlangsung di tengah pandemi, antusiasme peserta Atak Diang Barito Kuala 2020 tidak menurun.

Pendaftaran dibuka sejak 12 Oktober sampai 13 November secara online. Dari target total 50 pendaftar, diperoleh 44 peserta dengan rincian 18 atak dan 26 diang.

Namun di hari audisi pertama, Selasa (17/11), jumlah diang menyusut menjadi 22 orang lantaran terkendala jadwal kuliah.

“Sedianya antusiasme peserta melebihi ekspektasi, karena Atak Diang 2020 sempat nyaris ditiadakan,” papar Odie, Penasehat Pawadahan Atak Diang Batola.

Memang pelaksanaan pemilihan diliputi keraguan. Terlebih hingga jadwal tetap penyelenggaraan setiap Juni, pandemi belum terlihat melandai.

Imbas lain dari pandemi adalah refocusing anggaran yang membuat Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Batola sempat tarik-ulur.

“Tidak sekadar berpartisipasi, potensi beberapa peserta sudah lumayan bagus. Mereka juga datang ke audisi tanpa tangan kosong,” papar Odie.

Dalam audisi sesi pertama, setiap peserta menjalani tes tertulis dan wawancara dengan tema kebudayaan, pariwisata, pemerintahan dan pengetahuan umum, serta public speaking.

“Persiapan sudah cukup matang, sekalipun di tengah pandemi. Saya berharap bisa mengembangkan potensi diri melalui kegiatan ini,” papar Husnul Khatimah, diang perwakilan Tabunganen.

“Sebelumnya sudah dua tahun berturut-turut saya ingin mendaftar. Namun selalu batal, karena terkendala kegiatan kuliah. Akhirnya baru sekarang kesampaian,” imbuh alumni Poltekkes Banjarmasin ini.

Sementara perwakilan Marabahan, Virgie Nurlia Hadi, termotivasi keingintahuan teman-teman kuliah tentang Batola.

“Mereka excited ketika mengetahui Batola juga memiliki beberapa destinasi wisata,” papar mahasiswa semester IX Universitas Muhammadiyah Malang jurusan Ilmu Hubungan Internasional.

“Di antaranya wisata susur sungai dan Jembatan Rumpiang yang mirip Harbour Bridge di Sydney,” tandasnya.

Selanjutnya semua peserta mengikuti audisi sesi kedua, Rabu (18/11). Dalam sesi ini, peserta mempresentasikan destinasi wisata dan unjuk bakat.

Hanya 6 pasang peserta yang berhak melangkah ke grand final. Dalam edisi-edisi sebelumnya, jumlah finalis berjumlah 10 pasang.



Komentar
Banner
Banner