bakabar.com, BANJARMASIN - Denny Indrayana dan Sukamta memastikan diri melenggang maju di pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Bergabung di Partai Demokrat, Denny bakal maju sebagai bakal calon legislatif (Bacaleg) di DPR RI daerah pemilihan (dapil) Kalsel 2.
Sementara Sukamta yang bergabung di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) turut mengincar suara di daerah pemilihan (dapil) Kalsel 2.
Kedatangan dua tokoh yang sudah gak asing bagi masyarakat Kalsel ini dipandang dapat memberikan warna baru bagi perpolitikan di Banua.
Pengamat politik Kalsel, Dr Mahyuni berpendapat, kehadiran Denny dan Sukamta tentu memberikan pengaruh besar. Mereka mesti diperhitungkan oleh politikus luar yang ikut mendulang suara di dapil Kalsel.
"Mereka akan bekerja keras mendapatkan suara masyarakat Kalsel, karena ke dua sosok ini, sangat dikenal di kalangan masyarakat Kalsel," ujar Dosen FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.
Mahyuni berpandangan, pigura Denny dan Sukamta juga tentunya berpengaruh terhadap besarnya perolehan suara yang didapat Parpol mereka masih-masing.
"Secara konstelasi politik akan membawa Parpol yang mengusung mereka untuk optimal mendulang suara dan membantu parpol tersebut dlm memperoleh kursi, di masing-masing Dapil mereka," jelasnya.
Di sisi lain, menurut Mahyuni kehadiran Denny dan Sukamta juga memberikan hal positif. Mengingat mereka berdua juga merupakan putra daerah yang paham dan berpengalaman dalam pemerintahan.
Efeknya apabila mereka terpilih akan paham bagaimana memperjuangkan kepentingan masyarakat Kalsel dalam pembangunan di tingkat nasional.
"Tentu ini merupakan berkah bagi masyarakat Kalsel apabila mereka berdua juga terpilih, apalagi sosok Denny yang sangat kritis dan cerdas dalam menyampaikan pandangannya kepada pemerintah pusat, yang selama ini disampaikannya," imbuhnya.
Berbeda dengan Mahyuni, Pengamat Politik Samahuddin Muharram justru menilai berbeda. Pencalegan Denny dan Sukamta merupakan hal yang biasa. Pasalnya mereka bukan orang baru di perpolitikan Banua.
"Saya kira Deny dan Sukamta bukan orang baru secara politik di Kalsel, sehingga pencalegkan beliau juga biasa saja. Konstelasi Pileg untuk DPR RI saya kira masih akan didominasi wajah-wajah lama yang hari ini duduk di Senayan," ujarnya.
Yang perlu diperhatikan, lanjutnya, khusus bagi Sukamta yang nobene pernah menjabat sebagai Bupati Tanah Laut adalah perbedaan peta politik antara Pilkada dan Pileg mesti diperhatikan.
"Peta politik pada Pilkada dan Pileg itu berbeda, sehingga dengan dan Sukamta masih harus banyak sosialisasi dan menemui masyarakat dalam rangka perkenalan diri, baik gagasan maupun rekam jejaknya," jelas Koordinator Jaringan Demokrasi Indonesia (JADI) Kalsel ini.
Lantas apakah Sukamta mesti menyiapkan strategi khusus dalam pencalonannya di Pileg ini? "Semuanya saya kira penting untuk membangun strategi politik guna mendapatkan simpati masyarakat," jawab Samahuddin.
Nah, untuk Denny kata Samahuddin pernah mencalonkan diri sebagai gubernur Kalsel merupakan sebuah keuntungan. Akan tetapi menurutnya hal itu belum cukup mempengaruhi tingkat masyarakat untuk memilih.
"Usai Pilgub Denny langsung menghilang ketika kalah jadi Gubernur. Ini juga menjadi penilaian secara politik oleh masyarakat terhadap sosok dan rekam jejak Denny," jelasnya.
"Artinya masyarakat akan menilai, bahwa ketika ada maunya secara politik baru melakukan pendekatan. Tapi ketika tidak ada, muncul di Kalsel pun tidak. Sementara dalam politik penting untuk selalu ada bersama rakyat dalam keadaan susah senang," pungkasnya.