bakabar.com, JAKARTA - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani mengaku ogah mendikte Anies Baswedan untuk segera mendeklarasikan calon wakil presiden yang akan berlaga di Pilpres 2024.
"Terkait cawapres sepenuhnya diserahkan kepada Mas Anies. Kriterianya sudah jelas, tak elok jika kemudian terbangun narasi yang terkesan mendikte," kata Kamhar kepada bakabar.com, Minggu (20/8).
Baca Juga: Cawapres Anies Tak Diumumkan Waktu Dekat, Nasdem: Demokrat-PKS Sabar!
Kamhar menilai kesegeraan pengumuman cawapres telah disepakati dalam piagam yang ditandatangani para pimpinan partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
"Kami perlu mengingatkan dalam hal waktu pelaksanaan deklarasi paket komplet (capres-cawapres), mengingat dalam piagam kerjasama tiga partai, point keempat bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama KPP akan menyelenggarakan deklarasi dan mengumumkan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024-2029," jelasnya.
Sebab Anies dinilai terlalu lama untuk merumuskan nama yang tepat untuk mendampinginya dalam gelaran Pilpres 2024.
Baca Juga: PKS: Anies Baswedan Bakal Bijak Putuskan Cawapres 2024
"Saat ini kita telah melewati separuh jalan penandatangan deklarasi menuju Pilpres, artinya sudah kelamaan. Lagipula tak ada argumentasi logis secara politik untuk menunda-nunda," kata dia menegaskan.
"Koalisi lain mungkin menunggu putusan MK terkait batas umur minimum cawapres, kita (KPP) tidak demikian. Kami melihat deklarasi paket komplet ini mesti disegerakan mengingat kita tak memiliki kemewahan berupa dukungan elektabilitas yang jauh mengungguli kompetitor," sambung dia.
Baca Juga: Pengamat: Yenny Wahid Kirim Sinyal Kesiapan jadi Cawapres 2024
Tak ayal, Kamhar juga mengaku bahwa saat ini KPP sedang berada sebagai oposisi yang tidak didukung oleh Presiden Jokowi.
"Satu-satunya kemewahan yang masih dimiliki saat ini, adalah waktu. Momentum itu diciptakan atau by design bukan terberi, deklarasi paket komplet bisa menjadi momentum politik yang baik bagi Koalisi Perubahan," imbuhnya.
"Masih ada waktu yang tersedia untuk mengejar ketertinggalan dan membalik keadaan. Ini yang mesti dicermati secara seksama, salah menghitung waktu, sesal kemudian. Kita semua tak ingin itu terjadi," pungkasnya.