Kalsel

Demo Susulan, Wakil Rektor ULM Banjarmasin Ingatkan Protokol Kesehatan

apahabar.com, BANJARMASIN – Aksi demonstrasi oleh mahasiswa Kalimantan Selatan bakal kembali dilaksanakan, Selasa (20/10) besok. Seperti…

Featured-Image
Aksi Unjuk rasa penolakan Omnibuslaw di Banjarmasin.Sumber: istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Aksi demonstrasi oleh mahasiswa Kalimantan Selatan bakal kembali dilaksanakan, Selasa (20/10) besok.

Seperti diketahui, seruan aksi mimbar bebas dengan tajuk ‘Himbauan 1 Tahun Kepemimpinan Jokowi dan Ma’ruf Amin (Tetap Batalkan Omnibus Law), akan berlangsung di Jalan Lambung Mangkurat atau tepat di depan Kantor DPRD Kalsel.

Ini merupakan demo susulan, buntut kekecewaan mahasisa se Kalsel terhadap Undang Udang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja yang telah disahkan DPR RI.

Menyikapi rencana aksi tersebut, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan ULM, Muhammad Fauzi, menghimbau agar para mahasiswa tetap menerapkan protokol Covid-19.

“Masker dipakai terus menerus dan tetap jaga jarak. Insya Allah aman dan kondusif,” ucap Fauzi saat dihubungi bakabar.com, Senin (19/10) malam.

Seperti diketahui, unjuk rasa yang terjadi sebelumnya cukup alot dan berlangsung hingga malam hari.
Menghindari adanya klaster demonstrasi, ULM mewajibkan pendataan peserta aksi melalui perwakilan masing-masing fakultas.

“Yang kamis tadi hanya beberapa terdata. Besok, kita akan data sepenuhnya melalui fakultas masing-masing,” ujar Fauzi.

Syarat tersebut diajukan menyusul terjaringnya massa aksi yang dinyatakan reaktif oleh petugas kepolisian pada demonstrasi sebelumnya.

Diketahui, sebagian dari mereka adalah pelajar yang menyusup untuk ikut dalam unjuk rasa.

“Saat demo kamis lalu, ada beberapa pelajar yang diamankan ternyata reaktif Covid-19. Padahal tidak menutup kemungkinan, mahasiswa yang ikut demo sempat berinteraksi dengan pihak pelajar tersebut,” beber Fauzi.

Mengantisipasi hal tersebut, pihak ULM kemudian mengajukan persyaratan hasil rapid test bagi mahasiswa yang ikut demonstrasi hingga larut malam.
Menurut Fauzi, syarat tersebut bertujuan untuk menghindari penularan lebih meluas.

“Yang ikut demo Kamis (15/10) lalu, terutama yang sampai malam, saya minta rapid test dengan hasil non reaktif. Bila tidak, mereka tidak boleh berkegiatan di kampus karena termasuk OTG dan bisa menularkan kepada yang lain,” jelasnya.

Ditegaskannya, syarat ini juga berlaku untuk mahasiswa yang akan melancarkan aksi demonstrasi besok hari.

Khususnya, apabila kegiatan berlangsung lama dan protokol tidak diterapkan. Sebab, menurut rencana, aksi akan digelar mulai pukul 9 pagi.

“Perlu rapid test untuk antisipasi. Kecuali setelah ikut demo, 2 minggu kemudian baru ke kampus, ini tidak perlu rapid test. Yang saya larang adalah melakukan kegiatan kemahasiswaan secara offline di kampus dalam waktu 4-5 hari mendatang,” pungkas Fauzi.

Komentar
Banner
Banner