bakabar.com, BANDA ACEH – Ekonom nasional, Rizal Ramli menilai situasi tak menentu yang dipicu oleh penyebaran virus corona baru atau Covid-19 dapat dimanfaatkan untuk membangun kekuatan ekonomi nasional.
Kenyataan bahwa arus masuk komoditas dan barang dari luar negeri mengalami hambatan dapat dijadikan momentum untuk mengembangkan sektor produksi di dalam negeri. Baik komoditas holtikultura maupun produk-produk non-pangan seperti spareparts kendaraan.
Keyakinan itu Rizal sampaikan saat berkunjung ke Aceh untuk menghadiri Deklarasi Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, Jumat (6/3).
Mantan Menko Perekonomian itu mencontohkan keputusan pemerintah membuka keran impor bawang putih. Menurutnya, kebijakan itu tidak perlu dilakukan.
Rizal Ramli optimistis apabila dimaksimalkan dalam dua sampai tiga bulan mendatang, suplai bawang putih dari berbagai daerah di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Selain itu, ini juga kesempatan yang baik bagi fakultas-fakultas pertanian terutama IPB (Institut Pertanian Bogor) untuk mengembangkan riset mengenai kualitas tanah yang dapat meningkatkan kualitas dan juga kuantitas panen bawang putih,” urai Rizal.
Dia memperkirakan untuk waktu yang cukup lama produk-produk holtikultura dari Republik Rakyat China (RRC) yang sebelum ini cukup banyak di pasar Indonesia akan kurang diminati.
“Penyebaran virus corona baru dari Wuhan kelihatannya akan melahirkan sentimen negatif pada sayur dan buah dari China, bisa jadi sampai setahun setelah vaksin untuk virus ini ditemukan” ujarnya lagi.
Bukan hanya sayur dan buah, barang-barang pabrikasi lain dari China juga mengalami nasib serupa di Indonesia.
“Kapasitas industri suku cadang kita cukup besar. Bisa dimaksimalkan untuk mencukupi kebutuhan,” demikian Rizal. (*)
Baca Juga:Terinspirasi Haul Guru Sekumpul, H Husin Ciptakan Lagu
Baca Juga: Update Virus Corona, Lebih dari 50 Persen Sembuh
Baca Juga:Sebelum Dikubur, Korban Pembunuhan di Tamban Sempat Direkayasa Hilang
Baca Juga: Polisi Ungkap Penimbunan Masker dan Antiseptik di Makassar
Editor: Fariz Fadhillah