Kalteng

Debat Pertama Pilgub Kalteng Dinilai Tidak Memuaskan, Berikut Masukan Pengamat

apahabar.com, PALANGKA RAYA — Debat perdana gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) telah digelar Komisi…

Featured-Image
Pengamat Kebijakan Publik Suprayitno. Foto-Istimewa

bakabar.com, PALANGKA RAYA — Debat perdana gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) telah digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat dan disiarkan langsung di TVRI pada Sabtu (9/11) malam.

Dengan mengusung tema memperkokoh persatuan dan kesatuan, penanganan kebijakan Covid-19 serta pemerataan pembangunan.

Namun Pengamat Kebijakan Publik asal Kota Palangka Raya Suprayitno, menilai debat yang menghadirkan pasangan calon (paslon) Ben Brahim dan H Ujang Iskandar serta H Sugianto Sabran dan H Edy Pratowo, tidak memuaskan.

Sebab kedua paslon lebih banyak menyerang satu sama lain ataupun mengorek kebobrokan, dibanding menonjolkan visi dan misi secara gamblang. Ditambah lagi, moderator yang terlihat hanya seperti pembawa acara.

Walaupun dari beberapa materi yang disampaikan, petahana masih sedikit menguasai panggung dan agak nyambung dengan materi, karena diuntungkan masih menjabat sebagai gubernur Kalteng.

“Bagi masyarakat akhirnya tidak dapat apa yang mau dilakukan 5 tahun ke depan oleh mereka, karena adanya serangan-serangan begitu, akhirnya tidak dapat poin yang ingin disampaikan,” kata Suprayitno yang juga Dosen Universitas Palangka Raya ini kepada bakabar.com, Senin (9/11).

Untuk itu, kata Suprayitno hendaknya pada pelaksanaan debat kedua nanti, agar para paslon lebih mempertajam apa yang akan dilakukan ke depan, bukan lagi untuk mengulik kesalahan.

Selain itu, moderator harus lebih greget, mengatur jalannya debat. Jika ada poin debat keluar dari konteks, hendaknya moderator harus berani mengingatkan ataupun menyetop debat.

Tak dipungkiri, tingkat kepopuleran tentu saja petahana masih unggul, karena menjabat sebagai kepala daerah. Ini artinya, potensi petahana masih besar.

Apalagi di tengah pandemi Covid-19, ada pembatasan akses melakukan kampanye secara langsung bertemu banyak masyarakat. Tentu saja ini lebih menguntungkan bagi petahana.

Komentar
Banner
Banner